Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia yakin dengan penerapan B40 hingga B50, Indonesia tidak perlu mengimpor solar hingga tahun 2026.
Ia mengatakan penerapan B40 akan dimulai pada 1 Januari 2025 dan kuota yang disalurkan pada tahun ini mencapai 15,62 juta kiloliter. Kemudian, Presiden Prabowo Subanto mendesak penerapan B50 mulai tahun 2026 dan seterusnya.
“Kalau kita lakukan ini (berlaku B40 dan dilanjutkan B50), maka Insya Allah kita akan impor solar pada tahun 2026,” tegasnya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat. , Jumat (14/15).
“Jadi, kita bagian dari amanah Presiden (Prabovo) tentang ketahanan energi, sekaligus mengurangi impor,” lanjut Bahlil.
Menteri Bahlil juga menegaskan upaya peningkatan ekstraksi solar akan meningkatkan cadangan minyak Indonesia.
Secara terpisah, Wakil Menteri ESDM Yuliat Tanjung mengatakan timnya memerlukan waktu sekitar 1,5 bulan untuk melakukan transisi dari B35. Ia memperkirakan pengiriman penuh B40 akan dimulai Februari mendatang.
“Wajib (mentransmisikan B40) tanggal 1 Januari (2025). Ya 1,5 bulan (masa peralihan sampai transmisi penuh), mulai 1 Januari sampai Februari (2025),” kata Elliott.
“Masa transisi akan menggunakan stok (B35) dan juga beradaptasi dengan teknologinya. Bagi yang sudah dalam proses blending B35 menjadi B40, ada penyesuaian teknologinya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Kementerian ESDM telah melakukan sertifikasi dengan pelaku industri bernama Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN), kata perwakilan Bahlil. Eliot bersikeras bahwa fase ini sudah selesai.
“Kami akan lihat secara teknis apakah mereka (BU BBN) bisa memenuhi standar yang ditetapkan. Ternyata dari kondisi lapangan kemungkinan bisa memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan,” tutupnya.
(Minggu/Agustus)