Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Panama memperingatkan konsekuensinya jika Presiden terpilih AS Donald Trump mengambil alih jalur kritis tersebut.
Direktur Otoritas Terusan Panama, Ricuarte Vasquez Morales, mengatakan Trump ingin menguasai Terusan Panama agar kapal-kapal Amerika mendapat perlakuan khusus.
Faktanya, Panama telah menerapkan hukum tersebut pada kapal setiap negara tujuan, termasuk Tiongkok. Jika AS ngotot meminta perlakuan khusus maka akan terjadi kekacauan di Terusan Panama.
“Hukum tetap hukum, tidak ada pengecualian,” kata Morales kepada Wall Street Journal.
“Kami tidak bisa mendiskriminasi Tiongkok, Amerika Serikat, atau siapa pun. Ini melanggar perjanjian yang tidak dapat dibatalkan, hukum internasional, dan akan terjadi kekacauan,” ujarnya, seperti dilansir AFP, Rabu (8/1).
Trump juga menyatakan keinginannya untuk menguasai Terusan Panama, serta pulau Greenland, jika ia menjabat. Hal ini membuka peluang untuk menggunakan kekuatan militer dan kekuatan ekonomi untuk mencapai tujuan tersebut.
Ketertarikan Trump berasal dari kekhawatirannya bahwa Panama telah mengenakan tarif yang tinggi terhadap pengiriman barang Amerika. Faktanya, Amerika Serikat membantu Panama membangun jalur air ini.
Administrasi Terusan Panama sepenuhnya dialihkan oleh Amerika Serikat ke Panama pada tahun 1970-an dengan persetujuan Presiden AS Jimmy Carter.
Trump percaya bahwa jalur air penting ini tidak boleh dikendalikan oleh siapa pun kecuali Panama. Ia mengatakan bahwa Tiongkok memiliki pengaruh yang sangat kuat di sana.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Morales membantah bahwa Tiongkok memiliki pengaruh signifikan terhadap Terusan Panama.
“Tiongkok tidak punya tempat dalam bisnis kami,” katanya.
Morales juga mengatakan tarif yang dikenakan pada kapal Amerika tidak lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Tentu saja, pengiriman apa pun ke Amerika Serikat dikecualikan dari undang-undang perpajakan ini. Berdasarkan perjanjian tersebut, kapal Angkatan Laut AS akan menerima perawatan prioritas yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan lebih cepat antara Samudera Atlantik dan Pasifik. (blq/baca)