Jakarta, CNN Indonesia —
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Israel belum memberikan bukti atas tuduhan bahwa rumah sakit di Gaza adalah markas Hamas. Tuduhan ini sering dijadikan dalih untuk melakukan serangan terhadap fasilitas kesehatan di Tel Aviv.
PBB mencatat 136 serangan Israel terhadap 27 fasilitas medis di Gaza. Tindakan mengerikan yang dilakukan Israel ini menimbulkan korban jiwa dan kerugian besar.
“Israel belum memberikan informasi yang cukup untuk mendukung klaim tersebut, yang seringkali tidak jelas dan luas,” kata Perwakilan Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip Aljazeera, Sabtu (4/1).
“Dalam beberapa kasus, klaim tersebut tampaknya bertentangan dengan informasi yang tersedia secara publik,” tambahnya.
Israel sering menuduh milisi Palestina menggunakan rumah sakit Gaza untuk tujuan militer.
Tuduhan ini kerap dijadikan pembenaran atas serangan negara Zionis terhadap fasilitas kesehatan.
Turk mengatakan tuduhan Israel tidak didukung bukti. Dia juga menyerukan penyelidikan independen untuk menyelidiki serangan Israel terhadap rumah sakit Gaza dan tuduhan bahwa Hamas menggunakan fasilitas medis untuk tujuan militer.
Seluruh rumah sakit di Jalur Gaza bagian utara, Palestina, dinyatakan lumpuh total, menyusul agresi brutal Israel yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023 hingga 5 November 2024.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa seluruh rumah sakit di bagian utara Jalur Gaza tidak lagi digunakan. Hal ini terjadi di tengah pemboman Israel yang terus menerus dan serangan militer yang menghalangi bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, mencapai Jalur Gaza.
Pada akhir tahun 2024, Israel menghancurkan Rumah Sakit Kamal Advan, yang merupakan rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara.
Tentara Israel juga menangkap direktur rumah sakit, menelanjangi pekerja medis dan menggunakan kekerasan terhadap mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa penghancuran rumah sakit Kamal Advan di Gaza utara adalah hukuman mati bagi ribuan warga Palestina yang saat ini hidup di bawah serangan tanpa pandang bulu oleh Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan, pasien dan korban luka yang terpaksa dievakuasi tadi malam dari RS Kamal Advan ke RS Indonesia di Gaza utara berada dalam “kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan sulit”.
Pemindahan paksa pasien dan tenaga medis ini dilakukan seiring Israel terus mengebom dan membakar RS Kamal Advan pada Jumat (27/12/2024). Dalam penyerangan Israel ini, lima tenaga medis tewas yang disebut-sebut tewas karena dibakar hidup-hidup.
(pta/pta)