Solo, CNN Indonesia –
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggencarkan pemeriksaan ternak akibat mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK).
Cover ini berdasarkan hewan dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengelilingi Klaten.
Direktur Badan Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten Jawa Tengah Triyanto mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Gunung Kidul untuk memantau pergerakan hewan ternak antar wilayah.
Faktanya, kasus Gunung Kidul (kasus PMK) sekarang sudah tinggi. Kami juga sudah mengumumkan dan berkumpul untuk memprediksi pergerakan hewan tersebut, kata Trijanto melalui telepon, Selasa (7/1).
Selain Kabupaten Gunung Kidul, DKPP Klaten juga terhubung dengan pemerintah daerah lain di sekitar wilayahnya.
“Kita kontak Bantul, Sleman, Boyolali. Wilayah timurnya Wonogiri,” ujarnya.
Selain itu, Triyanto menyampaikan, tingkat vaksinasi sapi di Klaten sangat tinggi. Dari 70.000 jiwa penduduk di Klaten, tercatat sekitar 67.000 ekor sapi telah menerima vaksin PMK. Sayangnya, hingga Maret 2024, program vaksinasi PMK di Klaten tidak dilanjutkan.
“Berhenti karena sudah terlambat,” katanya.
Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, maka angka PMK di Klaten dapat ditekan hingga batas tertentu. Sejauh ini, tercatat ada 70 kasus dugaan PMK di kabupaten tersebut. Sapi-sapi ini merupakan hewan baru sehingga belum mendapat vaksinasi apa pun.
Trijanto bilang, sapi-sapi itu dirawat dan dirawat.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat 948 hewan di wilayahnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga Desember 2024.
Direktur Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Syam Arjayanti menjelaskan, jumlah kasus tersebut tersebar di empat wilayah di DIY dan tercatat oleh Sistem Kesehatan Hewan (iSIKHNAS).
Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah terparah dengan 672 ekor sapi terjangkit FMD, 30 ekor mati dan 27 ekor lainnya dibunuh secara paksa.
Disusul Kabupaten Bantul dengan 161 kasus, 25 kematian, dan 2 kasus amputasi, Sementara Kabupaten Sleman memiliki 103 kasus, 8 kematian, dan 4 hewan dinyatakan sembuh.
“Kami juga bekerja keras memantau pergerakan hewan, belum ditutup dan kami sudah ada surat dari Kementerian Pertanian bahwa jika ditemukan hewan mati di pasar (yang katanya PMC) akan kami lakukan. ditutup sementara selama 14 hari untuk membersihkan pasar,” kata Siam.
(syd/sfr)