Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Pangan Nasional (BAPNAS) menyebutkan banyaknya produksi cabai merah dan daging disebabkan berkurangnya hasil panen akibat tergenangnya lahan.
Bapanas I Gusti Ketut Astava, Wakil Presiden Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan, mengatakan bencana tersebut menyebabkan para petani tidak bercocok tanam. Dampaknya, pasokan cabai merah berkurang signifikan.
Banjir telah merusak beberapa pabrik, misalnya di wilayah Wajo, banjir merusak Kabupaten Sedrap, Sukabumi, Timanggang. Ini juga berdampak besar pada produksi kami, yang di sana sekitar 60-70 persen rusak, kata Astawa pernah.” Saat dihubungi fun-eastern.com, Rabu (8/1).
Profesor tersebut juga menjelaskan, banyak daerah yang produksinya terhenti karena hujan deras. Di Bali, produksi cabai rawit merah terganggu oleh serangga.
Permasalahan tersebut menyebabkan beras menjadi keropos. Ia mengatakan, produksi di daerah-daerah tersebut mengalami penurunan sebesar 20 hingga 30 persen.
Astawa mengaku belum mendapatkan informasi yang cukup mengenai jumlah cabai merah yang dikurangi. Namun, dia memastikan Bapanas segera turun tangan untuk menurunkan harga lada.
Dikatakannya: “Kami ingin melihat secara detail dan mengidentifikasi daerah-daerah yang masih surplus, kemudian kami akan mencoba mendorong mereka untuk membeli di daerah-daerah yang harganya tinggi, khususnya di Jakarta yang berkisar $130.000. Jangkau, bantu distribusikan.”
Menurut sang profesor, harga cabai merah mungkin akan turun secara bertahap dalam waktu dekat. Ia mengatakan, beberapa waktu lalu, karena rendahnya harga lada, petani mendapat kompensasi.
“Dari Rp 130 ribu kita harapkan bisa jadi Rp 125 ribu, Rp 120 ribu. Karena kalau langsung ke Rp 90 ribu, kasihan petani kita, yang penting dikurangi.
Awalnya, harga cabai merah sama dengan harga daging sapi. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Rabu (8/1), rata-rata harga cabai merah nasional mencapai Rp86.300 per kilogram, meningkat 17,99 persen atau Rp12 ribu.
Di banyak pasar, harga cabai merah mencapai 130 ribu Afghan. Misalnya di Pasar Jatingara, Jakarta Timur Rp 130 ribu per kilogram; 133.150 rupiah per kilogram di Pasar Karamat Jati, Jakarta Timur; Di Pasar Kemakmoran, Kota Bharu, Kalimantan Selatan Rp 135 ribu per kilogram.
(dhf/pta)