Jakarta, CNN Indonesia.
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan rudal Rusia terhadap jaringan energi Ukraina pada Hari Tahun Baru. Dia menuduh Rusia sengaja memutus aliran listrik dan pemanas ke Ukraina.
Sebelumnya, Rusia mengirimkan 170 rudal dan drone ke jaringan listrik Ukraina. Listrik padam di beberapa daerah dan satu pekerja tewas dalam serangan itu.
“Tujuan serangan brutal ini adalah untuk memutus aliran listrik dan pemanas ke Ukraina selama musim dingin dan mengancam keamanan sistem energi Ukraina,” kata Biden kepada AFP, Rabu (25/12).
“Saya telah mengarahkan Departemen Pertahanan untuk melanjutkan penjualan senjata ke Ukraina, dan Amerika Serikat akan terus bekerja tanpa kenal lelah untuk memperkuat pertahanan Ukraina melawan militer Rusia,” kata Biden.
Pernyataan serupa juga disampaikan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Dia mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina pada Hari Tahun Baru.
“Saya menghormati rakyat Ukraina dan kepemimpinan Presiden Zelensky atas ketahanan mereka terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal dari mesin perang Putin yang kejam dan berdarah,” kata Starmer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan Rusia itu tidak manusiawi. Meski demikian, ia meyakinkan Ukraina tidak akan takut.
“Kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan Ukraina dan mereka tidak akan menghancurkan Natal,” kata Zelenskyy.
Serangan rudal dan drone terhadap jaringan listrik Ukraina adalah serangan besar ke-13 yang dilakukan Rusia. Rusia mengatakan lima orang tewas dalam serangan di perbatasan antara Kursk dan Ossetia Utara.
Ukraina mengaku telah menembak jatuh 58 dari 79 rudal yang ditembakkan Rusia. Namun, mereka gagal menemukan dua rudal balistik KN-23 buatan Rusia buatan Korea Utara. (dhf/akhir)