Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zulhas) mengatakan kebijakan Presiden Pravowo Subanto menaikkan PPN hingga 12 persen hanya pada barang dan jasa mewah mendengarkan keluh kesah masyarakat.
“Sekarang sudah jelas dan nyata, tidak perlu diperdebatkan lagi, Pak Yang de-Pertua sudah menegaskan bahwa PPN 12% hanya untuk barang dan jasa mewah, bukan untuk kebutuhan pokok atau barang dan jasa yang dibutuhkan banyak orang, apalagi .makanan,” kata Zulhas di Jakarta, Selasa (31/12).
“Ini menegaskan bahwa Presiden benar-benar mendengarkan keluh kesah dan masukan rakyatnya,” kata Julhas.
Julhas yang juga Sekretaris Jenderal Parti Amanat Negara (PAN) kembali menegaskan, PPN sebesar 12 persen tidak akan dikenakan pada bahan pangan termasuk beras.
“Khusus beras dan biji-bijian pangan lainnya, pemerintah sudah lama ngotot untuk tidak mengambil (PPN 12%),” kata Julhas.
Presiden Prabowo sebelumnya menegaskan kenaikan PPN sebesar 12 persen hanya untuk barang mewah. Kenaikan PPN 12% bukan untuk makanan.
Saya ulangi, PPNnya dinaikkan dari 11% menjadi 12% atas barang dan jasa mewah. Itu adalah barang dan jasa tertentu yang dikenakan pajak pertambahan nilai atas barang mewah yang digunakan oleh orang kaya, kata Menteri Keuangan Prawowo. kantor
Prabowo mengatakan, PPN tidak akan dikenakan pada barang-barang yang dibutuhkan banyak orang.
“Barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat banyak yang masih diberikan diskon PPN nol persen untuk kebutuhan pokok, beras, daging, ikan, telur, sayur mayur, susu segar, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa angkutan umum, rumah sederhana, air minum, dll. katanya.
Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa sistem perpajakan yang ada akan tetap dipertahankan demi kepentingan masyarakat. Jelas pemerintah akan terus berupaya membangun sistem perpajakan yang adil dan berorientasi pada kerakyatan, kata Prabowo. (inci/inci)