Medan, CNN Indonesia —
Kubu Edy Rahmayadi – Hasan menuding Partai Coklat atau Parcok terlibat dalam kemenangan calon Bobby Nasution – Surya pada Pilgub Sumut 2024.
Nama Pesta Coklat mengacu pada lembaga Polri yang akan menjadi sorotan pada pilkada 27 November 2024.
Calon Gubernur Sumut Bobby Nasution enggan menanggapi tudingan tersebut. Menurutnya, tuduhan tersebut harus dibuktikan secara hukum.
“Sudah dilaporkan, jadi kita tunggu buktinya di kebijakan hukum. Kalau kita saling menjawab di media, menurut saya salah, karena masyarakat pasti kita lindungi, kata Bobby Nasution di Medan, Rabu. 11/12).
Menurut Bobby, Pilgub Sumut bukan sekedar kontestasi memilih pemimpin, melainkan sebuah kecepatan dalam memberikan politik kepada masyarakat.
Tentu kita ingin pilkada ini tidak hanya memilih pemimpin, tapi juga mengajak dan mendidik masyarakat untuk terjun ke dunia politik,” kata menantu Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, KPU Sumut menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 1 Bobby Nasution – Surya untuk menjadi pemenang Pilgub Sumut 2024 pada Senin (9/12).
Jika digabungkan hasil pemungutan suara tingkat provinsi pada Pilgub Sumut 2024, pasangan Bobby Nasution-Surya memperoleh 3.645.611 suara. Sedangkan peringkat 2, Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala memperoleh 2.009.311 suara.
Suara sah sebanyak 5.654.922 suara, dan suara tidak sah sebanyak 298.754 suara. Jadi total suara sah dan suara tidak sah sebanyak 5.953.676 suara. Hasil putaran ini tertuang dalam Keputusan KPU Sumut Nomor 495 Tahun 2024 tentang Pengukuhan Hasil Pilgub Sumut.
Saat ini, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut (Sumut) 2024 mencapai 10.771.496 pemilih.
Saksi kedua paslon 2 Edy Rahmayadi – Hasan, Leonardo Marbun mengaku menolak menandatangani berita acara pengukuhan. Ia mengatakan, proses pilkada di Sumut tidak menunjukkan pesta demokrasi yang handal dan baik.
“Karena di pusat organisasi ada warga yang terkena bencana banjir dan tidak menggunakan hak pilihnya, kami juga prihatin dengan banyaknya suara ilegal yang masuk dalam poin penolakan kami,” ujarnya. . .
Bahkan pada Pemilu 2024, Leonardo menilai bias yang dilakukan Plt Kepala Daerah dan Partai Cokelat yang tak lain merupakan lembaga kepolisian terjadi secara terang-terangan terhadap dua calon Bobby Nasution – Surya.
Karena diskriminasi kepala daerah terhadap calon kedua 01 merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Kedua, diskriminasi pihak kotor terhadap calon Bobby. Berita acaranya tidak akan kami tanda tangani, tegasnya.
(fnr/anak)