Jakarta, CNN Indonesia –
Jenis penyakit jantung yang umum terjadi di Indonesia adalah aritmia Aritmia jantung merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung tidak teratur.
Fibrilasi atrium adalah jenis aritmia yang paling umum di dunia. Prevalensi fibrilasi atrium diperkirakan meningkat menjadi 6–16 juta kasus di Amerika Serikat (AS) dan 3 juta kasus di Indonesia pada tahun 2025. Kementerian Kesehatan
Fibrilasi atrium, juga dikenal sebagai fibrilasi atrium, adalah kelainan ritme pada atrium jantung.
Setiap detak jantung harus teratur. Tapi ini [korban fibrilasi atrium] detak jantungnya tidak teratur, kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Diki Armen Hanafi dalam jumpa media bersama Hartology di Jakarta, Rabu (8/1). .
Pada kondisi normal, detak jantung biasanya 60-100 detak per menit. Sedangkan pada penderita fibrilasi atrium, detak jantungnya bisa mencapai 600 detak per menit.
Fibrilasi atrium biasanya terjadi pada orang dewasa berusia 60an, 60an, dan 70an. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan penyakit ini terjadi bahkan pada orang dewasa di atas 20 tahun
Nah, bagaimana cara mendeteksi fibrilasi atrium sejak dini agar mengetahui gejalanya dan mencegah kejadian fatal di kemudian hari. Detak jantung tidak teratur
Korban mungkin memiliki detak jantung yang sangat tidak teratur, bisa cepat atau lambat. “Dalam beberapa kasus, detak jantung tidak terkoordinasi sama sekali,” kata Dickey. Dia mudah lelah
Selain itu, korban juga akan merasa cepat lelah. Hal ini terjadi karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sering mual dan muntah.
Terakhir, penderita akan sering merasa pucat dan tidak nyaman, seperti sesak napas.
Dickey menjelaskan cara mendiagnosis fibrilasi atrium dengan mengatakan bahwa pasien akan sering mengalami keluhan seperti jantung berdebar, cemas, atau lelah.
Lantas, bagaimana cara mendeteksi fibrilasi atrium sejak dini agar tidak terjadi komplikasi lebih serius yang bisa membahayakan tubuh? Berikut beberapa cara memeriksa detak jantung Anda secara mandiri
Dickey menyarankan untuk mulai memeriksa detak jantung secara mandiri. Tesnya bisa dilakukan dengan memeriksa denyut nadi di leher atau pergelangan tangan (wrist).
“Anda bisa merasakan denyut nadi Anda, misalnya di tangan atau leher. Jika denyut nadi Anda memiliki ritme yang stabil dan teratur, bukan berarti itu fibrilasi atrium. Tapi jika tiba-tiba menjadi tidak teratur, kemungkinan besar itu adalah fibrilasi atrium. Dickey tidak menjelaskan, hal itu biasa saja.
Anda dapat menghitung jumlah detak jantung per menit untuk mengetahui apakah detak jantung Anda teratur atau tidak teratur. Normalnya, detak jantung mencapai kisaran 60-100 detak per menit.
Jika detak jantung Anda melebihi jumlah tersebut atau mencapai 600 detak per menit, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis.
2. Gunakan bantuan jam tangan pintar
Di era digital saat ini, jam tangan pintar yang umumnya digunakan sebagai perangkat penunjang aktivitas olahraga juga dapat digunakan sebagai alat uji elektrokardiogram (EKG).
“Mereka [jam tangan pintar] biasanya memiliki semacam algoritma. Mereka biasanya memberikan peringatan langsung, seperti, ‘Oh, Anda menderita fibrilasi atrium,’ karena biasanya itulah pertama kalinya aplikasi digunakan untuk mendeteksi fibrilasi atrium,” kata ahli hematologi Faris. Pemberian makan (aur/abad)