Makassar, CNN Indonesia —
Massa gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus di Makassar, Sulawesi Selatan mengepung kantor DPRD Sulawesi Selatan saat berunjuk rasa menolak usulan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen pada awal tahun 2025.
Dalam aksi tersebut, massa membakar ban bekas di depan Kantor DPRD Sulawesi Selatan dan memblokir Jalan Urip Sumoharjo sehingga menyebabkan mahasiswa bentrok dengan pengemudi yang lewat.
“Ini sudah jam 05.00 kenapa jalan ditutup, saya mau ke rumah sakit, keluarga saya sakit,” kata salah satu pengendara sepeda motor, Jumat (27/12).
Namun kejadian tersebut hanya berlangsung sebentar setelah polisi berupaya membuka akses jalan di lokasi tersebut.
Mahasiswa menuntut agar rencana kenaikan PPN sebesar 12 persen pada awal tahun 2025 tidak dilaksanakan, yang berdampak langsung pada usaha kecil.
Oleh karena itu, isi tuntutan kami adalah meninggalkan kebijakan kenaikan PPN sebesar 12 persen pada awal tahun 2025,- kata Ketua BEM UNM Khasrul.
Saat itu, para mahasiswa juga meminta Presiden Prabowo Subianto segera menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya bagi Generasi Z.
“Gen Z sekarang sudah dominan, makanya untuk menuju bonus demografi, berikan kesempatan kerja bagi Gen Z,” ujarnya.
Pelajar memperkirakan penerapan kenaikan PPN sebesar 12 persen juga akan berdampak pada sektor pendidikan dan pendidikan bisa dikomersialkan.
“Kenaikan PPN ini akan sangat berdampak pada sektor pendidikan. Oleh karena itu, kami mengangkat isu tidak menjadikan pendidikan sebagai lahan bisnis,” jelasnya.
Usai berorasi secara bergantian, para mahasiswa akhirnya diterima oleh perwakilan DPRD Sulsel yang berasal dari lima fraksi yakni Gerindra, NasDem, PPP, PKB dan PKS.
Ketua Fraksi Partai Gerindra Fadel Taufan Ansar mengatakan, wacana kenaikan PPN hingga 12 persen sudah menjadi isu di DPRD Sulsel.
“Meski kenaikannya sebesar 1 persen, namun akan berdampak pada masyarakat kecil. Tentu kami di DPRD Sulsel akan memperhatikan,” kata Fadel kepada para mahasiswa tersebut.
Usai diterima perwakilan DPRD Sulsel, mahasiswa gabungan kampus BEM Makassar berpisah jalan. Jalan di depan kantor DPRD mudah dilalui lalu lintas.
(damai/pelukan)