Jakarta, CNN Indonesia —
Pengurus Pusat (DPP) PDIP bisa memilih tidak mengeluarkan surat pemberhentian kepada Jokowi setelah dipastikan Jokowi tak lagi menjabat staf.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, kader yang menyimpang dari garis dan ideologi Partai Bungkano atau bahkan melupakan cita-cita partai, tidak serta merta menjadi bagian dari partai. Katanya, sudah cukup jelas dan tidak perlu ada keributan lagi.
“Ketika seseorang dengan sengaja tidak setuju dengan idealisme gerakan PDIP, atau bahkan melupakan gagasan bahwa rakyat biasa, termasuk mereka yang memperjuangkannya, bisa menjadi pemimpin, maka ia tidak lagi menjadi bagian dari keluarga PDIP,” ujarnya. Hasto di Sekolah Pesta, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).
“Sangat jelas. Masyarakat sudah melihatnya. Jadi untuk apa membuat keributan lagi? Intinya kita bergerak maju,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Hasto menegaskan, Jokowi dan keluarga sudah tidak tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik lagi. Ia mengatakan, putra Jokowi tidak sesuai dengan cita-cita partai setelah ia dicalonkan ke Mahkamah Konstitusi pada Pilpres lalu.
Saya tegaskan kembali Pak Joko dan keluarga tidak lagi terlibat dalam perjuangan Aliansi Demokratik Rakyat, ujarnya.
Hasto berbicara tentang ambisi Jokowi yang tak ada habisnya untuk meraih kekuasaan. Ia juga menegaskan kembali sikap partai pada Kongres Buruh Nasional Kelima dan meminta maaf kepada Jokowi karena melupakan cita-cita yang membentuk dirinya.
“Pada Konferensi Nasional Buruh Kelima ini kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia karena memiliki pemimpin yang bisa berubah dan melupakan cita-cita yang membentuknya karena kekuasaannya,” ujarnya.
Sikap PDIP terhadap Jokowi kali ini muncul setelah sehari lalu pihak terkait mengaku masih KTA PDIP. Partai besutan Megawati Sukarnoputri hingga kini tak pernah memberikan pernyataan jelas mengenai status Jokowi.
Faktanya, sejak Pilpres hingga Pilkada lalu, terjadi konflik antara Partai Demokrat dan Jokowi, termasuk keluarganya.
(melalui/ugo)