Jakarta, CNN Indonesia –
IQ atau IQ seorang anak mungkin berbeda-beda. Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang menurunkan IQ anaknya.
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya menjadi pintar? Memang benar faktor genetik mempengaruhi IQ anak, namun ini hanyalah salah satu dari beberapa faktor. Tingkat kecerdasan intelektual juga dipengaruhi oleh persepsi, lingkungan, pendidikan, aktivitas fisik, dan waktu luang.
Tak hanya faktor yang meningkatkannya, orang tua juga harus memperhatikan faktor-faktor yang lebih berpeluang menurunkan IQ. Faktor yang menurunkan IQ anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor berikut dapat menurunkan kecerdasan intelektual pada anak. Lingkungan
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Industrial Psychiatry menunjukkan bahwa lingkungan menjadi salah satu faktor yang menurunkan IQ anak. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 anak sekolah berusia antara 12 dan 16 tahun dari sekolah swasta dan negeri di seluruh India.
Para peneliti mengamati pengaruh lingkungan pertumbuhan anak, termasuk kondisi kehidupan, aktivitas fisik, pendapatan orang tua, pola asuh orang tua, dan pekerjaan ayah, terhadap IQ anak.
Terakhir, anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung dengan kehidupan perkotaan, aktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu, pengasuhan orang tua yang tinggi, ayah yang bekerja di suatu profesi, dan pendapatan yang tinggi memiliki IQ yang lebih tinggi.
Di sisi lain, anak yang tumbuh dalam kondisi yang lebih kondusif sulit mengembangkan potensi intelektualnya. Paparan bahan kimia
Kehamilan juga mempengaruhi kecerdasan anak. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menunjukkan bahwa ibu dengan kadar bahan kimia di-n-butil ftalat dan diisobutil ftalat yang tinggi selama kehamilan akan melahirkan anak dengan nilai IQ yang lebih rendah.
Menurut CNN, anak usia 7 tahun yang terpapar bahan kimia tinggi memiliki IQ enam poin lebih rendah dibandingkan anak-anak dengan paparan bahan kimia rendah.
Phthalates adalah bahan kimia yang membuat plastik lebih fleksibel dan sulit pecah. Bahan kimia ini sering ditemukan pada barang sehari-hari seperti wadah makanan, AC, sampo, dan kosmetik. Terlalu banyak lemak dan gula
Hal ini memegang peranan penting dalam kecerdasan anak. Para peneliti di Inggris dan Kanada telah menemukan hubungan antara pola makan tinggi lemak dan gula dengan rendahnya IQ.
Dengan menggunakan kuesioner, orang tua ditanyai tentang kebiasaan makan anak mereka dan seberapa sering orang tua memberikan junk food. Menurut ABC News, anak-anak yang paling banyak mengonsumsi lemak dan gula pada usia 3 tahun memiliki IQ lebih rendah dibandingkan anak-anak pada usia yang sama yang mengonsumsi makanan paling bergizi antara usia 8 dan 12 tahun. 4. Kekerasan dan pengabaian
Pelecehan dan penelantaran merupakan faktor yang menurunkan IQ anak. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan University of Queensland.
Sebuah penelitian berdasarkan data dari Mater University Kehamilan Study (MUSP). Data tersebut mencakup kohort longitudinal yang mencakup lebih dari tujuh ribu ibu dan bayi mereka yang lahir di Rumah Sakit Mater di Brisbane (1981-1983).
Kajian ini mencakup laporan pelecehan yang dilaporkan ke Departemen Keluarga, Pemuda dan Pelayanan Masyarakat melalui database MUSP.
Data MUSP memberikan informasi skor tes numerasi, literasi, dan penalaran abstrak untuk 3.796 anak usia 14 tahun. Hingga 7,9% remaja korban kekerasan (298 remaja) memiliki skor IQ tiga poin lebih rendah dari indikator tersebut. jangan menyalahgunakan.
“Temuan ini menunjukkan bahwa pelecehan dan penelantaran anak mempunyai dampak negatif yang independen dan signifikan terhadap perkembangan akademik anak,” kata penulis utama studi tersebut, Ryan Mills, mengutip situs resmi Universitas Queensland. (el/chri)