Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Koordinator Keuangan Airlangga Hartarto mengatakan China dan Jepang tertarik berinvestasi pada proyek tanggul laut raksasa yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur.
Airlangga mengatakan, tanggul laut raksasa itu didanai sebagai bentuk kerja sama pemerintah-perusahaan (KPBU) atau kerja sama pemerintah-swasta (KPBU).
“Kami akan membangun dengan basis public-private kemitraan. Kemarin kami membahasnya dengan China dan Jepang, serta beberapa negara lain yang sangat berminat membangun tanggul laut raksasa,” ujarnya dalam pertemuan di Ritz Carlton Jakarta. Pada Rabu (11/12).
Airlangga mengatakan Belanda dan Korea Selatan juga terlibat dalam studi tembok laut raksasa tersebut.
“Jadi ke depannya tentu tetap akan kami persiapkan. Kami sudah punya pengalaman dalam kerja sama pemerintah-swasta,” ujarnya.
Airlangga mengatakan, pembangunan tanggul laut raksasa tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai dari Banten hingga Cirebon.
“Tahap-tahapnya akan kita bahas lebih detail. Perintah Presiden, tahap pertama di barat. Jadi dari Banten bisa sampai ke Cirebon,” ujarnya.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berencana memperluas pembangunan tanggul laut raksasa yang saat ini hanya ada di Jakarta hingga ke Banten. Tak hanya itu, tanggul laut raksasa juga akan meluas hingga ke Jawa Timur.
Tujuan pembangunan megaproyek tersebut adalah untuk mengurangi risiko bencana perubahan iklim di Pantai Utara Jawa (Pantura), khususnya terkait erosi pantai dan banjir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga mengatakan pemerintah masih mengkaji seluruh aspek pembangunan tembok laut raksasa tersebut, termasuk program pembangunan melalui kemitraan publik-swasta.
Menurutnya, banyak investor yang tertarik dengan proyek ini. Namun, dia belum mau membeberkan siapa saja investor tersebut.
“Banyak reksa dana yang mau bergabung,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan, membangun tanggul laut raksasa itu tidak mudah. Salah satu penyebabnya adalah tingginya biaya pengembangan.
Untuk menghindari kebutuhan biaya tersebut, pembangunan tanggul laut raksasa akan dipotong menjadi beberapa bagian. Saat ini kebijakan pembangunan masih terfokus pada proyek raksasa waterfront yang telah berjalan di Jakarta sejak tahun 2014.
“Sebenarnya tanggul laut raksasa itu utamanya untuk Jakarta. Memang benar programnya besar untuk Pulau Jawa bagian utara, tapi tentu anggarannya kita batasi, kita potong-potong, Jakarta, Semarang ya,” Dody dikatakan. ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (18-11)
(fbi/pta)