Jakarta, Indonesia —
Wakil Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasutione memastikan DPP Partai Demokrat akan menindak kadernya yang tidak mengikuti keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pilkada 2024.
“Partai Demokrat tidak mau dicap sebagai partai yang tidak berkomitmen apalagi mbelo. Oleh karena itu, jika ada struktur partai dan anggota DPRD yang tidak mau mendapatkan rencana Ketum AHY, tentu saja DPP akan lapor dan bertindak,” kata Syahrial dalam keterangan resmi, Sabtu (2/11).
Syahrial mengatakan, Partai Demokrat telah mengarahkan Satuan Tugas Pengawasan Pilkada (Satgas) ke seluruh daerah di Tanah Air. Satgas ini ingin memastikan struktur partai di tingkat DPD, DPC, dan cabang memastikan calon ibu kota daerah yang diusung dan didukung Partai Demokrat memenangkan Pilkada 2024.
“Kami ditunjuk sebagai Ketua Umum AHY untuk memantau Pilkada di tiga provinsi yaitu Batavia, Jawa Barat, dan Banten. Namanya Korwil Jawa. 1. Yang utama adalah menjaga harkat dan martabat partai secara serius. dilaksanakan struktur partai di daerah,” ujarnya.
Syahrial menjelaskan, setiap calon yang diusung Demokrat pada Pilkada 2024 sudah mendapat tanda tangan AHY. Baginya, rekomendasi tersebut tidak hanya diperlukan untuk pendaftaran pasangan pilkada ke KPU.
Oleh karena itu, ia menyatakan keputusan politik partai harus dipatuhi oleh struktur partai mulai dari tingkat pusat hingga struktur Demokrat terbawah.
“Tidak ada lagi ruang untuk berdiskusi atau bernegosiasi. Ketum AHY yang tertulis di tanda tangan rekomendasi adalah martabat Presiden Jenderal dan martabat pihak-pihak yang harus dilindungi,” ujarnya.
Sebelumnya beredar kabar membelotnya tujuh orang kader beberapa partai di KIM Plus di Batavia demi memilih Pilkada ketimbang Pramono-Rano Karno. KIM Plus merupakan pendukung RK-Suswono dari Partai Demokrat.
Dukungan tersebut disampaikan saat mereka mengunjungi kediaman Pramono di kawasan Cipete, Batavia Selatan, Kamis (31/10).
Sebanyak tujuh orang merupakan mantan calon legislatif dari partai yang tergabung dalam KIM Plus. Mereka adalah mantan calon legislatif PKB Ahmad Syukri, Muhammad Ishaq (PPP), H.M Nafiudin (NasDem), Ahmad Faisal (PSI), Firman Abdul Hakim (PPP), Riko (PAN), dan Redim Okto Fudin (PKB).
(rzr/DAL)