Jakarta, CNN Indonesia —
Para pejabat Tiongkok dilaporkan sedang menjajaki kemungkinan menjual jejaring sosial TikTok kepada miliarder Elon Musk karena undang-undang AS yang mengharuskan pengecualian orang Tiongkok dalam waktu dekat.
Menurut sumber anonim yang mengetahui masalah ini, salah satu skenario yang sedang dibahas di Beijing adalah jejaring sosial Musk, X, akan membeli TikTok dari perusahaan induk ByteDance dan mengintegrasikannya ke dalam platform yang dikenal sebagai Twitter.
Dikutip AFP, laporan ini memperkirakan nilai bisnis TikTok di AS antara $40 miliar hingga $50 miliar.
Meski Musk saat ini menduduki peringkat orang terkaya di dunia, laporan tersebut tidak menjelaskan bagaimana Musk bisa mengakhiri transaksi tersebut atau apakah ia perlu menjual aset lainnya.
Pemerintah AS mengeluarkan undang-undang tahun lalu yang mewajibkan ByteDance untuk menjual TikTok atau menghentikan operasinya. Undang-undang ini mulai berlaku pada Minggu (19/1), satu hari sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik.
Pemerintah AS sebelumnya menuduh TikTok mengizinkan Tiongkok mengumpulkan data dan memata-matai pengguna serta menjadi saluran untuk menyebarkan propaganda. China dan ByteDance sendiri telah membantah klaim tersebut.
TikTok menolak undang-undang tersebut dan mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS, yang mendengarkan argumen lisan pada Jumat (10/1).
Dalam kasus tersebut, mayoritas dari sembilan hakim konservatif-liberal tampak skeptis terhadap argumen yang disampaikan oleh pengacara TikTok bahwa penjualan paksa tersebut merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat pada Amandemen Pertama.
Selain itu, laporan Bloomberg menyebut penilaian Tiongkok terhadap potensi aktivitas Musk sebagai “permulaan,” dan menekankan bahwa para pejabat Tiongkok belum mencapai kesepakatan tentang bagaimana melanjutkannya.
Laporan itu juga menyebutkan tidak jelas seberapa banyak yang diketahui ByteDance tentang rencana pemerintah Tiongkok.
TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP, namun seorang perwakilan yang dikutip oleh Variety mengatakan, “Kami tidak dapat diharapkan untuk mengomentari cerita murni.”
Sekadar informasi, Musk merupakan sekutu dekat Trump pada pemilu presiden lalu. Musk diperkirakan akan memainkan peran utama di Washington selama empat tahun ke depan.
Dia juga menjalankan perusahaan mobil listrik Tesla, yang memiliki pabrik besar di Tiongkok dan menganggap negara tersebut sebagai salah satu pasar terbesar pembuat mobil.
(lom/dmi)