Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Kebudayaan Gearing Ganesha termasuk di antara mereka yang mengalami pemindaian otak saat bermain musik pada acara Music and Mind 2025 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Teknologi di Bali pada Minggu (12/1).
Geering mengatakan dia tidak mengira instrumen itu akan disetel dan pikirannya tertuju padanya saat dia bernyanyi. Ia mengira undangan Wakil Menteri Pendidikan dan Teknologi Stella Christie hanya untuk menghadiri sebuah acara.
– Awalnya aku juga sedikit terkejut
“Saya sangat bersemangat dan tidak sabar untuk melihat bagaimana hasilnya,” tambahnya.
Mantan vokalis Nidji Band ini mengaku agak kikuk dengan alat musiknya. Pasalnya, ia terbiasa bergoyang saat bernyanyi, dan alat musik ini memaksanya untuk tidak terlalu banyak bergerak.
“Saya bernyanyi di suatu tempat untuk pertama kalinya dalam hidup saya.
Gearing dilakukan pada acara tersebut menggunakan perangkat fNIRS (fungsional Near-Inframerah Spektroskopi). Jiring total membawakan tiga lagu yakni Masixi Me dan Laskar Pelangi dari mantan bandnya, serta Fix You dari Coldplay.
Wakil Menteri Pendidikan dan Teknologi Stella Gearing menjelaskan fNIRS yang digunakan merupakan alat pengukur aktivitas otak yang dapat melihat kapasitas fungsional area otak.
“Yang diukur FNIRS adalah cahaya, fenomena infra merah dari darah kotor dan darah bersih. Baik darah kotor maupun darah bersih mengalir ke otak. Dan dengan FNIRS, kita buat segitiga. Jadi kita lihat di mana lebih banyak darah bersih daripada darah kotor. , “katanya. apakah dia. menjelaskan.
“Jadi kita bisa melihat langsung bagian otak yang bekerja saat musisi bernyanyi, bermain piano, atau memainkan alat musik lainnya,” imbuhnya.
Instrumen ini diimpor khusus dari Laboratorium Otak dan Kecerdasan Tsinghua Universitas Tsinghua untuk menunjukkan sisi ilmiah dari musik.
Saat Geering bernyanyi, pengukuran dari perangkat fNIRS menunjukkan bagaimana bagian otak Geering menjalankan fungsinya.
Di tengah penampilan Geering, Direktur Laboratorium Pikiran dan Intelijen Tsinghua Prof. Xiaoqing menjelaskan cara kerja alat tersebut untuk mengidentifikasi bagian otak Wang Giering.
“Kalau kamu lihat ini, itu respon otakmu, saat kamu berbicara, frontal cortex-mu berwarna merah, artinya sangat aktif karena kamu sedang merangkai kata-kata, tapi saat kamu bernyanyi, frontal cortex-mu sangat aktif karena kamu mungkin sedang merangkai kata-kata. hafal lagunya,” kata Wang.
Alat fNIRS menggambarkan aktivitas otak dengan berbagai kode warna. Warna yang lebih hangat seperti oranye dan merah menandakan bagian otak sedang aktif bekerja, sedangkan warna yang lebih sejuk seperti biru menandakan ada bagian otak yang kurang aktif dalam fase aktifnya.
Pantauan fun-eastern.com, gambaran otak Geering menunjukkan adanya gerakan kuat pada bagian tengah dan kanan saat bernyanyi.
Instrumen fNIRS tidak hanya digunakan oleh Girin, tetapi juga oleh dua seniman Tiongkok, Mengi Zhang dan Liing Peng. Hasil dua tes menunjukkan perbedaan wilayah aktif otak pendengar musik dan musisi. (lom/dmi)