Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol tidak akan hadir dalam sidang pemakzulan pertama yang digelar Mahkamah Konstitusi (MK) pada Selasa (14 Februari).
Pengacara Yoon, Yoon Kab Keun, mengklaim kliennya merupakan ancaman keamanan pada sidang konstitusi Selasa depan. Presiden Korea Selatan yang tidak aktif itu mengatakan dia hanya bersedia menghadiri persidangan jika dia yakin akan keselamatannya.
“(Selama persidangan) ada kekhawatiran tentang keselamatan Yoon Suk Yeol dan kemungkinan insiden,” kata pengacara Yoon kepada AFP, Minggu (12/1).
“Presiden (Yoon) tidak akan menghadiri sidang pada 14 Januari (2025). Presiden bersedia hadir kapan saja setelah masalah keamanan terselesaikan,” tegas Yoon Kab Keun.
Sidang pemakzulan ini akan menentukan nasib Yoon dan apakah dia akan dicopot dari jabatannya atau memenuhi syarat untuk kembali menjadi presiden. Hal itu terungkap dari penetapan darurat militer pada Selasa (3/12) malam.
Di sisi lain, Hakim Lee Mi Son mengumumkan bahwa sidang pemakzulan Yoon dijadwalkan pada pukul 14.00 waktu setempat. Yoon Suk Yeol harus menghadiri pertemuan itu.
Ada pernyataan yang dikeluarkan oleh tim pembela penggugat dan tergugat. Pertemuan tersebut merupakan kesempatan bagi tim hukum Yoon untuk membela diri serta Kongres untuk meningkatkan upaya pemakzulan.
Namun anggota parlemen Korea Selatan memutuskan untuk mengadakan sidang lagi jika Yoon tidak menghadiri pertemuan pertama. 16 Januari Rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2025.
Sementara itu, oposisi utama menuduh Yun memimpin pemberontakan. Anggota parlemen dari Partai Demokrat Jung Chung Rae berbicara dengan antusias tentang upaya presiden untuk menghindari penangkapan.
Nyatanya, Majelis Nasional Korea Selatan resmi memakzulkan Yoon pada 14 Desember 2024. 204 dari 300 suara. Dia didakwa dengan 85 suara menentang dan 8 suara abstain. (skt/rds)