Jakarta, CNN Indonesia –
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi di mana arteri koroner tersumbat. Kondisi ini dapat ditangani dengan operasi bypass jantung atau pencangkokan bypass arteri koroner (CABG).
Prosedur ini merupakan prosedur lanjutan yang harus dilakukan oleh dokter bedah jantung berpengalaman.
CABG dimaksudkan untuk membuat “jalan pintas” atau bypass agar darah tidak melewati pembuluh darah yang tersumbat dan tetap mengalir dengan baik ke otot jantung.
Prosedur CABG tingkat lanjut ini dapat dilakukan di Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital yang memiliki tim dokter berpengalaman yang didukung dengan fasilitas medis lengkap.
Dokter Spesialis Bedah Toraks, Jantung dan Vaskular, Konsultan Vaskular dan Endovaskular RS Mayapada Surabaya, dr. Yan Efrata Sembiring, Sp.B, Sp.BTKV, Subsp VE (K), menjelaskan bahwa bypass jantung dilakukan untuk menciptakan “jalur baru”. sekitar pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat di jantung.
“(Tujuannya) mengembalikan aliran darah normal sehingga otot jantung tetap mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup. Pembuluh darah lain bisa diambil dari tubuh pasien, misalnya dari kaki, tangan, atau dada belakang,” ujarnya, dikutip Kamis (16/1).
CABG merupakan pilihan pengobatan jika penyumbatan pada arteri koroner tidak lagi memungkinkan untuk pemasangan stent/cincin.
Menurut spesialis bedah kardiovaskular toraks, ahli jantung dewasa, konsultan di Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan, dr. Ismail Dilawar, SpBTKV Subsp. Pemasangan stent atau ring jantung JD(K) dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien.
Menurutnya, pemasangan cincin tidak bisa dilakukan pada setiap kasus jantung, apalagi jika sulit menjangkau lokasi sumbatan.
“Itu tergantung pada beberapa penilaian, salah satunya adalah tingkat keparahan lockdown. Kedua jumlah blok, ketiga durasi dan singkatnya blok,” kata Dr Ismail.
“Bila penyumbatannya sangat besar, sangat lama, dan tingkat penyumbatannya melebihi 70%, maka operasi bypass adalah pilihannya,” jelas dr Ismail.
Terdapat prosedur CABG tingkat lanjut yang disebut pencangkokan bypass arteri koroner dengan bedah jantung invasif minimal (MICS CABG), yaitu operasi CABG dengan sayatan minimal di dada.
“Pada prosedur MICS CABG, panjang sayatan hanya 4-5 cm dan tidak menembus tulang, sehingga pemulihan pasca operasi akan lebih singkat, penyembuhan luka menjadi minimal, dan bekas luka pasca operasi tidak terlalu terlihat,” kata Dr. Arinto Bono Adji Hardjosworo, Sp.BTKV, Subsp. JD (P) Spesialis bedah toraks, jantung dan pembuluh darah, spesialis kardiologi dewasa, konsultan di RS Mayapada Tangerang.
Selain MICS CABG, operasi CABG biasanya dilakukan dengan pendekatan konvensional “on-pump”, yang menggunakan perangkat bypass jantung-paru untuk menggantikan sementara fungsi jantung dan paru-paru, termasuk sirkulasi darah dan kandungan oksigen.
Metode ini menghentikan jantung dan mengalirkan darah, sehingga memudahkan ahli bedah untuk menyambungkan pembuluh darah bypass.
Lebih lanjut dr Ismail menjelaskan bahwa teknik lain yang digunakan oleh dokter bedah jantung adalah teknik tanpa menggunakan alat bypass kardiopulmoner yang disebut dengan off-pump coronary Artery Bypass (OPCAB).
“Dengan metode ini, jantung dapat terus berdetak selama operasi dengan menstabilkan area tertentu saja yang ditangani dokter bedah dengan instrumen khusus,” ujarnya.
Berbagai modalitas CABG ini dapat dilakukan di bawah pengawasan Pusat Bedah Jantung yang tersedia di seluruh departemen Mayapada Hospital untuk penatalaksanaan kasus jantung yang komprehensif dan sesuai standar internasional.
Diantaranya: pencegahan, deteksi dini, diagnostik, intervensi jantung, bedah jantung, rehabilitasi jantung dengan tim ahli jantung dan ahli bedah jantung berpengalaman yang melakukan teknik bedah canggih yang didukung oleh peralatan dan teknologi terkini.
Berbagai prosedur lanjutan telah dilakukan di Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital mulai dari penggantian katup jantung (mitral dan aorta), pengobatan kelainan pembuluh darah aorta menggunakan prosedur TEVAR dan Bentall, hingga bedah jantung untuk pengobatan kelainan jantung bawaan pada anak seperti Tetralogi. dari Fallot, ASD dan VSD.
Jika Anda atau anggota keluarga Anda menderita penyakit jantung koroner atau gangguan jantung lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Pusat Jantung Mayapada untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kini Anda dapat melakukan pemesanan pemeriksaan atau screening jantung di Mayapada Hospital Cardiovaskular Center melalui aplikasi Mayapada Hospital MyCare yang memberikan akses cepat tanpa harus menunggu lama di rumah sakit karena MyCare terintegrasi dengan berbagai pilihan pembayaran multi-channel.
Cardiac Center di Mayapada Hospital juga memiliki layanan jantung darurat 24 jam yang menangani keadaan darurat jantung sesuai protokol door-to-balloon berstandar internasional dalam waktu kurang dari 90 menit.
Layanan perawatan jantung darurat Mayapada Hospital dapat diakses melalui tombol panggilan darurat di aplikasi MyCare atau dengan menghubungi nomor darurat 150990.
Untuk memantau kesehatan tubuh, Anda dapat menghubungkan MyCare dengan Google Fit dan Health Access untuk menghitung detak jantung, kalori yang terbakar, langkah yang diambil, dan indeks massa tubuh (BMI).
Aplikasi MyCare juga menyediakan informasi kesehatan, informasi layanan dan promosi di Mayapada Hospital. Unduh aplikasi MyCare dari Google Play dan App Store untuk menerima poin bonus saat pertama kali mendaftar MyCare, yang dapat ditukarkan dengan diskon layanan di Mayapada Hospital. (inci/inci)