Jakarta, CNN Indonesia —
Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas menyepakati gencatan senjata di Gaza pada Rabu (15/1) waktu setempat.
Gencatan senjata mulai berlaku pada Minggu (19/1). Durasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk tahap pertama di Gaza adalah enam minggu.
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyatakan bahwa gencatan senjata akan dibagi menjadi tiga fase, menurut CNN.
Selama fase pertama gencatan senjata, yang akan berlangsung selama 42 hari atau enam minggu, Israel setuju untuk menarik pasukan dari Gaza, menukar sandera dan tahanan, serta mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Kedua belah pihak juga bertukar sandera dan tahanan. Hamas siap membebaskan 33 sandera, sedangkan Israel akan membebaskan sejumlah tahanan pada tahap pertama gencatan senjata.
Total 33 sandera yang akan dibebaskan Hamas terdiri dari perempuan, anak-anak, dan remaja.
Sementara untuk tahap kedua dan ketiga belum bisa dijelaskan secara rinci. Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan dua fase akan disajikan secara rinci selama implementasi gencatan senjata tahap pertama.
“Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa, dan mitra kami akan melakukan segala kemungkinan untuk segera mengimplementasikan perjanjian ini,” kata Mohammad Ali Thani kepada CNN.
“Saya berharap perjanjian ini pada akhirnya akan membawa perdamaian bagi kita. Saya yakin itu semua tergantung kejujuran para pihak dan memastikan kesepakatan tidak gagal,” imbuhnya.
Para pejabat Hamas memuji gencatan senjata di Gaza sebagai sebuah pencapaian besar, yang mencerminkan sejarah kegigihan Gaza, rakyatnya, dan keberanian perlawanannya.
Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters: “Ini sekali lagi merupakan konfirmasi atas kegagalan kolonialisme dalam mencapai tujuannya.” (baca/baca)