Jakarta, CNN Indonesia —
Upaya dekarbonisasi yang dilakukan perusahaan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan bisnis, mulai dari ketahanan terhadap perubahan risiko bencana iklim dan peraturan yang semakin ketat mengenai target emisi.
Manajer Urusan Energi dan Bisnis Berkelanjutan World Resource Institute (WRI) Indonesia Arif Fajar Utomo mengatakan para pionir industri memperoleh sejumlah manfaat langsung dari dekarbonisasi, mulai dari efisiensi proses hingga pertumbuhan pendapatan.
Manfaat yang dapat dicapai antara lain peningkatan daya saing melalui efisiensi proses dan energi, peningkatan pendapatan, peningkatan citra perusahaan, serta kepatuhan terhadap peraturan, termasuk pembatasan perdagangan, yang semakin mendukung arah net zero, kata Arif dalam keterangannya. katanya. Rabu (15 Januari).
Arif yang juga merupakan perwakilan proyek Konversi Energi Berkelanjutan (SETI) di Indonesia menyinggung berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan menarik perhatian konsumen dan konsumen bersedia membayar lebih untuk membeli produk ramah lingkungan.
Riset Bain & Company Brief tahun 2022 menunjukkan pertumbuhan laba bagi perusahaan-perusahaan terkemuka dekarbonisasi industri akan mencapai 25 hingga 30 persen antara tahun 2021 dan 2050.
“Pertumbuhan ini lebih besar dibandingkan perusahaan yang hanya mengejar dekarbonisasi industri atau bahkan terlambat menerapkannya. Kami siap bekerja sama dengan industri untuk mendukung upaya dekarbonisasi, khususnya dalam penerapan energi terbarukan dan efisiensi energi, melalui proyek SETI,” ujarnya. dikatakan. Arif.
Proyek SETI sendiri merupakan kolaborasi pemerintah Indonesia dan Jerman untuk mendorong dekarbonisasi sektor industri dan konstruksi.
Proyek SETI untuk sektor industri fokus pada penerapan energi terbarukan dan efisiensi energi melalui dukungan teknis seperti peningkatan kapasitas, identifikasi opsi transisi energi, audit energi, dan studi pra-kelayakan.
Proyek ini juga menghubungkan industri dengan penyedia teknologi, pembiayaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dari sisi kebijakan, SETI fokus pada penguatan kebijakan sebagai elemen kunci dalam mendukung transformasi industri dan mengkoordinasikan kegiatannya dengan kementerian terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Dalam keterangan yang sama, Praptono Adhi Sulistomo, Koordinator Kerjasama dan Investasi berbagai EBT Kementerian ESDM menjelaskan, sektor industri menyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan sebesar 34 persen dan sektor ini merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. . dibandingkan dengan sektor lain seperti transportasi, energi, dan limbah.
Oleh karena itu, pemerintah mendukung dekarbonisasi industri baik dari sisi penawaran maupun permintaan agar dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian target emisi nasional.
“Proyek SETI merupakan upaya menjawab tantangan dekarbonisasi industri, khususnya dalam hal transformasi energi industri kita, dan ini merupakan langkah mendasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan dukungan semua pihak, termasuk industri, ujar Adhi mengenai topik transisi menuju energi industri pada instalasi teknologi rendah karbon saat membuka seminar.
Sekadar informasi, proyek SETI didanai oleh Internationale Klimaschutzinitiative (IKI) pemerintah Jerman Bundesministerium für Wirtschaft und Klimaschutz (BMWK) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan dilaksanakan oleh konsorsium yang terdiri dari: GIZ, IESR, WRI Indonesia dan Yayasan Indonesia BRIGHT.
Proyek SETI berfokus pada energi terbarukan dan penghematan energi melalui dua tema utama: dekarbonisasi industri dan bangunan. (tambang/fea)