JAKARTA, CNN Indonesia —
Indonesia dengan tulus ingin menjadi anggota blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan). Sebuah organisasi global yang setara dengan G7.
Indonesia juga mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada pertemuan tingkat tinggi yang diadakan di Kazan, Rusia pada tanggal 22 hingga 24.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui pernyataannya pada Kamis (24/10) lalu, “Pengumuman ini menandai dimulainya proses aksesi Indonesia pada BRICS.”
Keinginan itu dikembalikan. Pemerintah Brasil, yang akan menjadi ketua blok tersebut pada tahun 2025, mengumumkan pada Senin (1 Juni) bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota BRICS menyusul kesepakatan yang dicapai oleh anggota lain pada KTT BRICS 2023. Johannesburg.
Menurut Reuters, pemerintah Brasil mengatakan, “Indonesia, bersama dengan negara-negara anggota lainnya, mendukung reformasi sistem pemerintahan global dan memberikan kontribusi positif untuk memperdalam kerja sama di Dunia Selatan.”
Lalu apa keuntungan dan keuntungan Indonesia bergabung dengan BRICS?
Yoon Mahmoudi, Guru Besar Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, menilai langkah Indonesia bergabung dengan BRICS merupakan perkembangan positif.
Menteri Yoon mengatakan dalam wawancara dengan fun-eastern.com pada Jumat (10), “Kami memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang secara ekonomi.”
Hingga saat ini, Indonesia lebih banyak berinteraksi dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, kata Yon. Faktanya, Indonesia secara geografis mirip dengan negara-negara di kawasan selatan yang biasa disebut Global South.
Jika resmi bergabung, Yon yakin Indonesia tidak akan mengisolasi negara-negara selatan.
“Salah satu kelebihan yang bisa dimanfaatkan adalah Indonesia tidak terlalu terisolasi secara geografis. Seperti Filipina yang cenderung ke Amerika, ini yang jadi masalah,” ujarnya.
Senada, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana juga memberikan penilaian positif terhadap kesediaan Indonesia bergabung dengan blok ekonomi BRICS.
Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia tidak akan dipimpin oleh negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mana pun.
“Saya kira ada baiknya Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD,” kata Hikmahanto Antara, Sabtu, 26 Oktober.
Menurutnya, Indonesia bisa menjaga jarak yang sama antara negara OECD dan negara BRICS. Yang terpenting, Indonesia akan mendapat manfaatnya, kata Hikmahanto.
Ia menyimpulkan, “Hal yang paling penting adalah jika hal ini bermanfaat bagi kepentingan nasional kita, hal ini tidak boleh merugikan hal lain.”
(Minggu/Agustus)