Jakarta, CNN Indonesia —
Polisi membantah kabar pemuda bernama MAS (14) tega membunuh ayah dan neneknya di Cilandak, Jakarta Selatan karena terpaksa belajar.
Kabid Humas Polres Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, bantahan tersebut disampaikan MAS kepada penyidik saat proses penyidikan.
“Iya kami minta karena santer diberitakan bahwa dia dipaksa belajar, tapi sampai saat ini setelah kami minta, dia disuruh belajar, tapi itu wajar kalau anak melawan hukum. orang tuanya, dia disuruh belajar,” kata Nurma kepada wartawan, Rabu (4/12).
Nurma menceritakan, saat ujian, MAS mengaku disuruh orang tuanya untuk belajar. Namun, MAS mengatakan hal tersebut tidak wajib.
“Memang benar dia diberitahu oleh ayah dan ibunya, tapi dia tidak tertekan karena dia mengatakan “kalau aku belajar, aku pintar”.
“Kalau kita tanya sampai sekarang, anak akan menjawab dan bilang ‘ini tidak dipaksakan’, jadi kalaupun disuruh membaca, dia melakukannya dengan senang hati.
Tn. Nurma mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Selain itu, lanjutnya, petugas penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan dari organisasi MAS.
Pembunuhan yang dilakukan MAS terjadi pada Sabtu (30/11) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Dua orang meninggal dunia, ayah APW (40) dan neneknya, RM (69).
Di saat yang sama, ibu pelaku (AP) ditikam dan berhasil menyelamatkan diri. Saat ini AP masih dirawat di rumah sakit.
Dalam kasus ini, MAS disebut sebagai tersangka atau anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Ia disangkakan dengan pasal 338 hukum pidana pembunuhan, pasal 351 ayat 3 KUHP tentang kekerasan, dan pasal 44 ayat 2 dan ayat 3 undang-undang kekerasan dalam rumah tangga.
Namun polisi tidak menahan MAS karena masih anak-anak. Saat ini ia ditahan di rumah persembunyian Kementerian Sosial (Bapas Kemensos).
(dis/DAL)