Jakarta, CNN Indonesia —
Kesepakatan perundingan gencatan senjata antara Gaza, Palestina, dan kelompok Hamas yang berbasis di Israel dilaporkan telah mencapai terobosan besar di Doha, Qatar, pada Senin (13/1).
Pembicaraan tersebut difasilitasi oleh Doha, Mesir dan Amerika Serikat (AS).
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera sudah dekat, dan Hamas mengatakan ingin mencapai kesepakatan.
“Perjanjian ini… akan memungkinkan penghentian permusuhan, mengakhiri pertempuran, akan memberikan keamanan bagi Israel dan memungkinkan peningkatan yang signifikan dalam bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina, yang sangat terpukul oleh perang yang dilakukan Hamas, kata Biden dalam pidatonya tentang Amerika Serikat. Hubungan luar negeri seperti Reuters, Selasa pagi (14/1) WIB.
Biden juga setuju untuk mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengenai pembicaraan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel semakin dekat dari sebelumnya.
“Ini sangat dekat, dan akhirnya, setelah sekian lama, kami sangat yakin bahwa kami dapat melewati garis finis,” katanya kepada NBC News.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jack Sullivan berkata, “Ini adalah kesepakatan yang sedang diupayakan oleh semua pihak saat ini.
Kerangka kerja ini mencakup pembebasan tahanan Palestina dan Israel serta peningkatan bantuan kemanusiaan.
“Sejak bulan Juni, kami telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai kesepakatan. Hampir mencapai kesepakatan, namun masih belum mencapai kesepakatan. Banyak detailnya, terutama rumusan pembebasan narapidana, rumusan pembebasan narapidana, dan rumusan pembebasan narapidana. formula untuk melepaskan tahanan pada jarak yang tepat dari pasukan Israel,” katanya.
“Kami telah bekerja minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan sekarang, dalam beberapa minggu terakhir, kami telah mempercepat upaya ini,” kata Sullivan.
Jawabannya adalah Hamas
Pada saat yang sama, Aljazeera melaporkan bahwa perwakilan Hamas mengatakan bahwa kemajuan perundingan gencatan senjata di Gaza sangat baik. Hal itu diungkapkan usai pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani di Doha.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa ketua Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, dan ketua Dewan Syura, Muhammad Darwish, memimpin delegasi Hamas.
Sementara itu, seorang pejabat Israel mengatakan negosiasi sedang dilakukan untuk pembebasan pertama 33 sandera Hamas.
Aljazeera – mengutip media Israel, Channel 12 – memberitakan, perjanjian gencatan senjata dibagi menjadi tiga fase.
Pertama, Israel akan membebaskan 50 tahanan Palestina, 30 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup, dan menukarnya dengan perempuan Israel. Kesepakatan itu akan membebaskan 30 tahanan Palestina, termasuk anak di bawah umur, orang sakit dan wanita, dengan imbalan pembebasan warga sipil yang ditahan di Gaza.
Israel juga akan menarik diri dari Koridor Philadelphia, jalur sempit antara Gaza dan Mesir, pada akhir tahap pertama perjanjian tersebut.
Kemudian tahap kedua, hari keenam belas perjanjian, akan membahas perundingan pembebasan seluruh warga sipil dan tentara yang ditahan.
Fase ketiga berkaitan dengan pengaturan jangka panjang, termasuk pembentukan pemerintahan alternatif di Jalur Gaza dan diskusi mengenai rencana untuk menata ulang wilayah tersebut. Israel juga setuju untuk memulangkan satu juta pengungsi Palestina ke Jalur Gaza utara, dengan tunduk pada pemeriksaan keamanan oleh badan-badan internasional.
(Aljazeera, Reuters / Anak)