Jakarta, CNN Indonesia –
Hino Motors disinyalir akan menyetujui otoritas Amerika Serikat (AS) untuk membayar denda sebesar 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 18 triliun, kurs Rp 16.396) atas insiden data emisi palsu.
Permasalahan ini terkait dengan pelanggaran uji emisi mesin bensin dan efisiensi bahan bakar yang terjadi pada tahun 2022. Hino di Jepang telah menghentikan semua pengiriman truk dan bus setelah masalah ini terjadi.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah menyelidiki kasus ini di negara mereka, Australia dan negara-negara lain telah menggugat Hino.
Nikkei Asia menjelaskan, kesepakatan pembayaran denda tersebut akan memungkinkan Hino melanjutkan negosiasi joint venture dengan Mitsubishi Fuso Truck and Bus.
Hino menyetujui merger pada tahun 2023 namun harus ditunda karena menghadapi kendala hukum. Penggabungan dengan Fuso, yang merupakan bagian dari Daimler Truck, akan menciptakan usaha patungan terbesar di dunia untuk truk menengah dan berat.
Penggabungan Hino dan Fuso akan mengarah pada pengembangan teknologi kelistrikan. Penggabungan rencananya akan dilakukan pada akhir tahun 2024.
Denda yang harus dibayar Hino dalam kasus perdata dan pidana merupakan tanggungan Departemen Kehakiman AS, Badan Perlindungan Lingkungan dan pihak berwenang lainnya.
Penyelesaian ini akan menutup kasus pelanggaran mesin AS. Namun biaya untuk pencegahan seperti penarikan dan perbaikan diperkirakan mencapai US$ 300 juta (sekitar Rp 4,9 triliun), sehingga total biaya yang harus dikeluarkan Hino mencapai US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 24,5 miliar). (peri)