Jakarta, CNN Indonesia —
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah bahwa Hamas telah menyerahkan daftar sandera sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata.
Kantor Perdana Menteri Israel menyebut daftar nama yang beredar itu berasal dari masa lalu.
“Hamas tidak mengirimkan daftar apapun,” kata mereka seperti dikutip Times of Israel, Sein (6/1).
Sebelumnya, media Saudi Al-Sharq mempublikasikan nama 34 sandera yang harus dibebaskan Hamas pada tahap pertama perundingan gencatan senjata.
Hamas menolak mereka yang masih hidup dalam daftar tersebut.
Menurut Al-Sharq, anggota Hamas mengatakan dibutuhkan waktu seminggu untuk mengidentifikasi setiap sandera.
Ketika Israel melancarkan agresinya terhadap Palestina, Israel dan Hamas hanya menyetujui gencatan senjata satu kali, yaitu pada November 2023.
Selama kurun waktu tersebut, pemerintahan Netanyahu membebaskan total 80 sandera Israel dan 240 tahanan Palestina.
Dalam serangan mendadak Hamas ke Israel pada Oktober 2023, mereka dilaporkan menangkap sekitar 251 orang.
(isa/DNA)