Jakarta, CNN Indonesia —
Masyarakat yang tinggal di wilayah Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo, terkejut ketika para nelayan menemukan seekor ikan dengan panjang 1 meter. Namun ikan purba seberat 41 kilogram ini ditemukan mati.
“Nelayan kami di Kampung Imana [menemukan] ikan ini, namanya coelacanth, ini ikan purba, ikan langka yang dilindungi,” kata Kepala Kampung Imana, Isnain Talaban, Minggu (19/1).
Isnain mengatakan, seorang nelayan bernama Oskar Kaluku pertama kali menemukan ikan tersebut saat berada di laut pada Kamis (16/1), sekitar pukul 16.00 WITA. Katanya, ikan itu mendekati perahu Oskar.
“Tadi lihat ada ikan besar kaya raya datang ke perahu, saat lihat ikan datang ke perahu, Pak Oskar mengambil pancing yang disebut kail, kata nelayan ganjo, lalu Pak Oskar mengambil kail ini, ” katanya. menurut Bagian.
Isnain menuturkan, sesampainya di darat, Oskar menunjukkan ikan tersebut kepada warga sekitar. Ia mengatakan, warga sekitar kaget saat melihat ikan besar tersebut.
Lantas, apa pendapat para ahli tentang penemuan ikan purba ini?
Peneliti iktiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryono mengatakan, penemuan ikan coelacanth di Gorontalo bukanlah hal yang mengherankan, karena dekat dengan wilayah sebaran Sulawesi Utara.
Sebenarnya sebaran ikan coelacanth [Latimeria menadoensis] ada di laut sekitar Sulut. Kemudian diberitakan di Biak. Jadi Gorontalo tidak terlalu mengejutkan karena masih dekat dengan Sulut, kata Haryono kepada CNNIndonesia. com, Senin (20/1).
Haryono mengatakan, ikan coelacanth hanya terdapat di Indonesia. Jenis ikan coelacanth lainnya, Latimeria chalumnae, ditemukan di Madagaskar pada tahun 1938. Namun salah satu ikan Biak adalah Latimeria menadoensis.
Menurut situs BRIN, ikan coelacanth pertama kali ditemukan pada tahun 1938 di Kepulauan Komoro. Di Indonesia, pengamatan terhadap ikan ini dimulai pada tahun 2005, khususnya di perairan Sulawesi Utara.
Pada Agustus 2024, ekspedisi gabungan menggunakan RV Ocean Explore berhasil menemukan lebih dari 15 individu ikan coelacanth di gua bawah air di Kepulauan Talise, Sulawesi Utara. Temuan ini menambah bukti bahwa perairan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia, merupakan habitat penting bagi ikan coelacanth.
Ikan Coelacanth diyakini sudah ada sejak zaman dinosaurus dan mampu hidup hingga 100 tahun. Para ahli mengatakan bahwa seekor coelacanth betina bisa hamil selama lima tahun.
Coelacanth, yang sering dikenal sebagai fosil hidup, telah ada sejak 400 juta tahun yang lalu. Pada awalnya ikan ini dianggap punah sebelum ditemukan di Madagaskar pada tahun 1938.
Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa coelacanth bisa hidup hingga 20 tahun. Namun penelitian yang dipublikasikan di Current Biology menyebutkan bahwa ikan ini dapat hidup selama satu abad jika dihitung menggunakan teknik penanggalan ikan standar.
Coelacanth, hewan nokturnal, dikatakan menua secara perlahan seperti penghuni laut lainnya seperti hiu dan pari.
Wanita tidak mencapai kematangan seksual sampai usia akhir 50an. Sebaliknya, pria menjadi dewasa pada usia 40-69 tahun.
(lom/dmi)