Jakarta, CNN Indonesia —
Majelis Nasional Korea Selatan resmi memakzulkan penjabat Presiden Han Duk-soo pada Jumat (27/12) di tengah gejolak politik menyusul deklarasi darurat militer.
Pemakzulan dilakukan dengan pemungutan suara menggunakan aturan pemakzulan terhadap Kabinet. Artinya, jika anggota parlemen berjumlah 151 orang, RUU ini bisa disahkan.
Hasil pemakzulan Hahn disetujui 191 anggota parlemen.
Han menjadi penjabat presiden setelah parlemen berhasil meloloskan pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, yang telah mengumumkan darurat militer.
Berikut fakta terkait pemakzulan Penjabat Presiden Korea Selatan Han Duk-soo. Dia didakwa karena menolak menunjuk hakim Mahkamah Konstitusi.
Partai oposisi Partai Demokrat Korea, yang menguasai parlemen, mengajukan pemakzulan terhadap Han karena keengganannya menunjuk hakim Mahkamah Konstitusi baru.
Hahn menegaskan, dirinya tidak akan mengangkat hakim Mahkamah Konstitusi (MK) hingga pihak-pihak yang bersaing mencapai kompromi politik.
MK saat ini sedang menangani proses sidang pemakzulan Yoon. Alih-alih sembilan hakim, hanya ada enam hakim di badan ini.
Jika hakim menolak pemakzulan, maka pemakzulan tersebut dianggap gagal dan Yoon dapat kembali berkuasa.
Sejarah Korea Selatan
Pemakzulan Han membuat sejarah bagi negara Korea Selatan karena ini adalah pertama kalinya parlemen memakzulkan presiden yang sedang menjabat.
Berbagai model sistem dakwaan
DPK menganggap pemakzulan terhadap penjabat presiden merupakan usulan terhadap anggota kabinet lainnya dengan memperoleh 151 suara parlemen.
Namun, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa mempunyai argumen berbeda. Dia percaya bahwa penjabat presiden harus dimakzulkan seperti halnya presiden dimakzulkan.
Ketua Majelis Nasional akhirnya memilih opsi pertama. Wakil Perdana Menteri menjadi Penjabat Presiden
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Choi Sung Mok kemungkinan besar akan menjadi presiden dan Han akan dimakzulkan.
“Jika pemakzulan Han dikuatkan di parlemen, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Choi Sang-mok akan mengambil peran sebagai presiden sementara,” kata laporan media Korea Selatan, Korea Herald. Pemakzulan presiden sementara merupakan pukulan serius bagi Korea Selatan
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sung Mok mengatakan pemakzulan Han oleh parlemen merupakan pukulan besar bagi negara tersebut.
Choi mengatakan upaya Majelis Nasional yang dikuasai oposisi adalah upaya untuk “memakzulkan seluruh kabinet”.
Choi mengatakan setelah memimpin rapat anggota kabinet bahwa jika mosi pemakzulan disahkan di parlemen (HANS), pemerintahan saat ini akan menanggung konsekuensi yang mengerikan dalam menghadapi ancaman pemakzulan dan pada akhirnya, anggota kabinet tidak akan punya alasan untuk eksis. Jumat, seperti dikutip Korea Herald.
Lebih lanjut, Choi mengatakan kekosongan kekuasaan telah menempatkan Korea Selatan dalam risiko di tengah perang dagang internasional.
Ia juga menyebutkan bahwa won kini melemah terhadap dolar. Hari ini dolar menguat menjadi 1 dolar atau setara dengan 1.480 won.
“Hal ini dapat memberikan pukulan serius bagi Korea Selatan, melemahkan kelayakan kredit, keamanan nasional, perekonomian dalam negeri dan keberlanjutan urusan negara, seperti yang terlihat dari melemahnya nilai tukar terhadap dolar Korea Selatan,” katanya.
Pihak oposisi mengklaim bahwa pemakzulan adalah upaya untuk melindungi demokrasi
Lee Jae-myung, pemimpin Partai Demokrat, mengatakan pemakzulan Han adalah untuk memperkuat demokrasi di Korea Selatan.
Lee mengatakan langkah tersebut adalah untuk meningkatkan citra Korea Selatan dan bukannya mengganggu politik dalam negeri.
“Dengan menghilangkan khayalan jahat dari mereka yang mencoba kudeta, kita akan muncul sebagai negara demokrasi yang kuat dan patut dicontoh,” kata Lee dalam pidato publik yang disiarkan televisi pada Jumat (27/12) pagi. (isa/bac)