Jakarta, CNN Indonesia —
Kelompok Alawi menjadi sorotan sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah pada awal Desember lalu akibat perlawanan dari milisi Tahrir al-Sham (HTS).
Selama pemerintahan keluarga Assad di Suriah, kaum Alawi mendominasi politik Suriah untuk mendukung kekuasaan mereka.
Kaum Alawi sebenarnya sudah lama tinggal di Suriah sebelum Assad dan ayahnya berkuasa. Namun, mereka adalah minoritas dan tidak mempunyai kekuatan politik atau ekonomi.
Berikut fakta aliran Alawi, sebutan agama Bashar al-Assad yang berkembang pada masa Dinasti Hamdaniyah.
Sekte Alawi Suriah didirikan oleh Husain bin Hamdan Al Khas pada masa dinasti Hamdaniyah (905-1004). Dinasti ini juga dimulai di Irak dan berkembang di sana.
Di Suriah, mereka pernah mempunyai pengaruh kuat di Aleppo, kota terbesar di negara itu, menurut Encyclopedia Britannica.
Umat Muslim terkadang menyebut kaum Alawi Suriah sebagai Nuṣayriyyah atau Namīriyyah. Alawi sering dikaitkan dengan Syiah, dan beberapa sumber bahkan menyebutkannya sebagai cabang doktrin Syiah.
Ketika kekuatan Syiah menurun, pengaruh Alawi mulai berkurang. Mereka bahkan menjadi korban penganiayaan.
Komunitas Alawi kembali berkembang di Suriah setelah ayah Bashar Al Assad, Hafez Al Assad, berkuasa pada tahun 1971, dan putra-putranya melanjutkan ajaran mereka.
Ajaran kelompok ini tidak dipahami secara luas, hanya oleh anggotanya saja. Mereka tidak menyebarkan kepercayaan ini secara luas.
Masyarakat Alawi menafsirkan teks-teks keagamaan berdasarkan makna yang tersembunyi. Beberapa ajaran mereka juga dikatakan tumpang tindih dengan prinsip Dua Belas Syiah.
Kepercayaan kepada Tuhan yang berupa Tritunggal
Allawi meyakini rukun Islam yang menjadi landasan umat Islam. Namun pandangan mereka berbeda.
Beberapa poin penting di antara rukun Islam adalah mengucapkan dua kata Syahadat, yang berarti bagi sebagian besar umat Islam, mereka percaya bahwa Tuhan itu esa dan Nabi Muhammad adalah utusannya.
Masyarakat Alawi meyakini Tuhan menampakkan diri melalui berbagai cara melalui Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad SAW.
Mereka juga percaya bahwa ada tujuh siklus Tritunggal Mahakudus.
Tidak pergi ke Mekkah untuk haji
Rukun Islam lainnya adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
Sementara itu, Oxford University Press mengutip aliran Alawi yang mengatakan bahwa tujuan ziarah hanya bersifat simbolis dan bukan ziarah ke Mekkah. Rayakan Idul Fitri Anda sendiri
Komunitas Alawi juga memiliki hari raya tersendiri, seperti Idul Fitri dan Natal.
Idul Fitri adalah perayaan tradisional Syiah yang merayakan pengangkatan Ali sebagai penerus Muhammad. Banyak sumber menyatakan bahwa festival ini dirayakan oleh beberapa sekte sufi.
Sedangkan Natal merupakan hari memperingati kelahiran Yesus Kristus yang dikenal dengan sebutan Nabi Issa dalam Islam.
Sejak merayakan Natal, mereka memiliki ritual minum wine yang dianggap sebagai simbol cahaya ilahi.
Tak hanya itu, mereka juga mempunyai tempat suci yang menjadi tempat tinggal mereka. (1/hari)