
Medan, CNN Indonesia –
Seorang guru yang menghukum siswa SD Yayasan Yamadan Abdi Sukma duduk di lantai karena tidak membayar biaya sekolah (iuran pengembangan pendidikan) selama tiga bulan telah dipulangkan.
“Dari Sabtu kemarin saya bilang, ‘Bu, ibu tidak bisa masuk sekolah karena berbuat salah,’” kata Ahmad Parlindongan, Ketua Yayasan Yaman Abdi Sukma, Selasa (14). /1)
Ahmed Parlindongan, sang guru, dipulangkan hingga situasi menjadi lebih nyaman. Saat ini Yayasan menunggu kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Ia menambahkan: “Kami mohon ketenangan. Oleh karena itu, kami sudah tegaskan bahwa ini harus dihentikan sejak awal. Kami menunggu langkah selanjutnya yang diambil Kementerian Pendidikan.”
Selain itu, Ahmet Barlindengan meminta masyarakat tidak memboikot sekolah tersebut. Apalagi keberadaan sekolah ini untuk membantu anak-anak yang tidak mempunyai masalah.
“Jadi saya mohon kepada masyarakat, karena sekolah ini tersebar di seluruh Indonesia, mohon jangan dinyatakan sebagai sekolah yang tidak pantas. Saya mohon, ini sekolah amal, sekolah wakaf yang membantu anak-anak yang membutuhkan.”
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang siswa berinisial MI di Sekolah Dasar (SD) Abdi Sukma Medan, Sumatera Utara, duduk di lantai sambil belajar karena terlambat membayar SPP (Sumbangan Pembinaan Belajar). .
Saat menonton video tersebut, ia mengunjungi seorang guru di SD Yayasan AM Abdi Sukma yang merupakan ibu MI. Ia menanyakan pendapat para guru yang mengisolasi anaknya dengan duduk di lantai hanya karena biaya sekolahnya tidak dibayar. Karena stigma tersebut, anak tersebut menjadi malu untuk bersekolah.
(nf/lis)