Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Satriya Sumantri Brodjungar berdemonstrasi di kementeriannya, Senin (20/1). Demonstrasi itu terkait pemecatan sepihak sang bintang terhadap salah satu karyawannya.
Satriyo belum bisa memberikan keterangan terkait kontroversi pemecatan dirinya yang terjadi di lingkungan kementeriannya. Namun, banyak pejabat kementerian yang angkat bicara.
Satreo menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Teknologi menyusul langkah Presiden Prabhu Sabianto yang memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjadi menteri bersama dua wakil menteri, Fuzan dan Stella Christie.
Satryo sebenarnya bukan orang baru di lingkungan kementerian. Lahir pada tanggal 5 Januari 1956, pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1999-2007.
Setelah menyelesaikan Ph.D. Di University of California, Berkeley, AS, Satreo bergabung dengan ITB untuk menjadi dosen di Departemen Teknik Mesin. Selama karirnya ia menerbitkan lebih dari 99 makalah ilmiah.
Pada tahun 1992, Satreo mengepalai Departemen Teknik Mesin di ITB, ketika departemen tersebut memulai proses evaluasi diri.
Selain itu, Satryo juga aktif sebagai anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Teknik Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan menjabat sebagai Ketua AIPI pada tahun 2018-2023.
Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Satreo antara lain menerima Medali Cendekiawan Ganesha Bhakti Utama dari ITB pada Maret 2010 dan menerima Golden Rose Order of the Rising Sun dengan pita leher dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia pada 3 November 2016.
Selain itu, menurut situs LHKPN, Satriyo disebut memiliki harta senilai Rp46,05 miliar.
Jumlah tersebut terdiri dari tanah atau bangunan di banyak tempat. Total kekayaan tanah dan bangunan ini adalah 33,6 miliar dolar.
Selain itu, ia memiliki empat kendaraan dengan total nilai Rp 1,4 miliar. Satryo juga memiliki uang tunai dan setara kas senilai $11 miliar.
(kaya/tidak)