Jakarta, CNN Indonesia —
TNI Angkatan Laut bersama nelayan menghancurkan tembok laut sepanjang 30,16 kilometer (km) di wilayah Tangerang, Banten pada Sabtu (18/1).
Pembongkaran tembok laut rahasia ini atas perintah langsung Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta, Brigjen (Mar) Harry Indarto.
Tadi pagi kita jebol tanggul laut dan kemungkinan ada warga yang menyebar, kata Harry di Tanjung Pasir, Tangerang.
Harry menjelaskan, pemecahan tembok laut tersebut sesuai dengan perintah Presiden Probov Subiant.
Pada Kamis (1 September) Kementerian Kelautan dan Perikanan juga menutup tanggul laut untuk pertama kalinya.
Menurut Direktur Jenderal Kementerian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroha Saksona, penyegelan tersebut dilakukan karena adanya dugaan belum adanya persetujuan dasar dari KKPRL untuk pemasangan pembatas tersebut.
Berikut fakta jebolnya tembok laut di Tangerang.1. Selesaikan pekerjaan dalam 10 hari
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady berencana menyelesaikan pembongkaran penghalang laut di wilayah Tangerang dalam waktu tidak lebih dari 10 hari.
Cuaca dan ombak menjadi salah satu kendala dalam proses pembongkaran, kata Viro.
Targetnya tidak lebih dari 10 hari, 10 hari, bukan dua bulan. Kecepatannya tentu tergantung cuaca, kata Vieira kepada wartawan, Sabtu (18/1).
Selain itu, kedalaman laut membuat kapal-kapal TNI Angkatan Laut tidak bisa berlabuh di kawasan tersebut. Sebab, air di tempat bar itu berada dangkal.
Vira menuturkan, pemasangan pembatas lainnya terkait pagar bambu membutuhkan waktu yang cukup lama dan bahkan ada yang tingginya mencapai 2 meter.
“Semuanya ada di sini, tapi kita tidak bisa masuk. Dua kapal tunda, dengan tulang rusuk, dengan sekoci karet, kami bawa ke sini. Tapi karena kondisinya sangat dangkal, hanya bisa diakses dengan perahu nelayan, perahu nelayan, reefer, dan perahu,” ujarnya.
Sejumlah pasukan khusus TNI Angkatan Laut, antara lain Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), Komando Katak (Kopaska), dan Korps Marinir, hancur akibat ledakan laut tersebut.
Brigjen Danlantamal III Jakarta (Maret) Harry Indarto mengatakan, kehadiran Dislambair dilakukan untuk mengetahui kedalaman ledakan yang dipasang di dasar laut.
Selain pasukan khusus, banyak kapal TNI Angkatan Laut yang juga terlibat dalam aksi sabotase tersebut. Diantaranya kapal tunda, kapal dan kapal patroli (satrull).
“Kita perlu mengetahui kedalaman kulitnya dan berapa lama mereka hidup. Dari masukan-masukan ini, kami dapat melakukan apa yang perlu kami lakukan,” katanya kepada wartawan di salah satu tempat mendengarkan rahasia.
3. PKC menjamin kelangsungan penyidikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan penyelidikan akan terus dilakukan di bar tersebut.
Staf Khusus Kementerian Kelautan dan Perikanan Donnie Ismanto mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam menangani kasus.
Ia juga mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan berkomitmen untuk memastikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan dan perlindungan pantai dilakukan sesuai dengan undang-undang.
Dhoni mengatakan, situasi ledakan laut saat ini sedang didata oleh KKP sebagai saksi dalam proses penyidikan untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab.
(mnf/asr)