Jakarta, CNN Indonesia.
Ketua DPD RI Sultan B Najamudin meminta berbagai lembaga zakat, mulai dari Baznas hingga ormas Islam, mengkaji pengaturan penggunaan dana zakat untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Sultan menilai hasil kajian tersebut bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk menggunakan dana zakat untuk membantu program MBG.
“Kami meminta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga zakat NU dan Muhammadiyah mengkaji dan menyiapkan skema pembiayaan program MBG melalui Zakat untuk disampaikan kepada pemerintah,” kata Sultan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16). ). /16/2016). 1).
Diakui Sultan, hukum Islam telah mengatur secara rinci kelompok yang berhak menerima zakat dan harus menghormatinya. Namun menurutnya, hal tersebut terbilang lebih fleksibel sehingga donasi yang terkumpul dari masyarakat bisa digunakan untuk membantu program MBG pemerintahan Prabowo Subianto.
“Tetapi khusus infaq dan sedekah lebih fleksibel, baik dari segi jumlah, golongan penerima, dan hukumnya sunnah atau sukarela bagi yang bersedia,” ujarnya.
Menurutnya, mayoritas penerima MBG di Indonesia saat ini adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan bantuan pemerintah untuk memenuhi gizinya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemberian MBG berbantuan dana zakat diperuntukkan bagi anak sekolah yang tergolong layak menerima zakat.
Artinya, tidak semua sekolah dan anak menerima MBG yang bersumber dari zakat, infaq, dan sedekah, ujarnya.
Oleh karena itu, jangan berasumsi bahwa usulan yang kami kirimkan akan menjadi kewajiban seluruh masyarakat. Itu semua tergantung niat dan kemampuan masyarakat, sambung pria terpilih DPD daerah pemilihan Bengkulu itu.
Namun, Sultan menyatakan dorongan tersebut hanya sebatas ide dan pemikiran yang disampaikan untuk mendukung program MBG. Senada, ia menyarankan agar dana yang diambil negara dari para koruptor juga digunakan untuk program MBG.
Bahkan, jika diperlukan, kami juga akan memberikan informasi kepada pemerintah agar dana para koruptor atau penggelapan uang negara yang disimpan di luar negeri bisa digunakan untuk mensukseskan program MBG ini, ujarnya.
Tidak apa-apa untuk dikritik
Sultan pun mengaku tak peduli dengan kritik masyarakat menyusul usulan penggunaan dana zakat untuk membantu program MBG.
Ia pun tidak merasa dirugikan dengan wacana dan kritik yang berkembang di masyarakat akibat usulan tersebut.
“Kami memiliki peran dan tanggung jawab konstitusional yang rentan terhadap prasangka dan kritik publik,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun tak ambil pusing dengan sikap pihak Istana yang tidak senang dengan usulan dana zakat untuk membiayai MBG.
“Sebagai pimpinan lembaga parlemen DPD RI, kami merasa perlu memberikan alternatif pemikiran kepada pemerintah agar program ini tidak mengalami kendala baik dari segi anggaran maupun teknis pelaksanaannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) AM Putranto memastikan program MBG tidak menggunakan dana zakat. Menurutnya, jika program pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto menggunakan dana zakat, maka akan sangat memalukan.
“Jadi jangan ambil dari dana lain, dia [Prabowo] sungguh luar biasa. Jadi dia tidak bilang ambil dari mana: Zakat. Wah, memalukan sekali ya? Kita tidak begitu.” .” kata Putranto di kantor KSP Jakarta, Rabu (15/1).
(mab/anak)