Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah berencana menambah anggaran makanan bergizi gratis menjadi 82,9 juta pada akhir tahun.
Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto yang ingin mempercepat pemberian bantuan kepada sasaran anak sekolah dan ibu hamil.
Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi, memperkirakan diperlukan tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun untuk menambah jumlah penerima manfaat menjadi 82,9 juta.
“Beliau (Presiden Prabowo Subianto) sedang berpikir untuk mempercepat proses agar 82,9 juta orang dapat segera mengakses pasokan gizi (makanan bergizi gratis) pada akhir tahun 2025. Artinya, tentu saja beliau sedang memikirkan anggaran surplus,” kata Dadan. Konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1).
APBN saat ini menganggarkan Rp71 triliun untuk program tersebut.
Menurut Dadan, anggaran tersebut hanya cukup untuk mendanai pemberian MBG kepada maksimal 17,5 juta penerima manfaat.
“Sejauh ini sudah dianggarkan Rp71 triliun. Kalau tidak datang, hanya akan menjangkau 15-17,5 juta penerima manfaat,” ujarnya.
Dadan mengatakan, Prabowo prihatin karena anak sekolah dan ibu hamil masih belum merasakan manfaat dari program tersebut.
“Dia sedang mempertimbangkan untuk mempercepat proses ini agar 82,9 juta orang mendapat manfaat langsung pada akhir tahun 2025,” jelasnya.
Sejak dilaksanakan pada 6 Januari 2025, program MBG telah menjangkau lebih dari 650.000 penerima manfaat di 31 provinsi melalui 234 Unit Pelayanan Pemberian Gizi (SPPG), lapor Dadan.
Alhamdulillah operasi ini hampir berumur 10 hari. Kami beroperasi di 31 provinsi dan 230 unit layanan, melayani lebih dari 650.000 penerima manfaat. Dan terus berkembang setiap saat, katanya.
Pada bulan April 2025, target penerima manfaat diproyeksikan meningkat menjadi 3 juta dan pada bulan Agustus 2025 menjadi 6 juta.
(rzr/sfr)