Jakarta, CNN Indonesia —
Para tuan tanah atau tuan tanah di Amerika Serikat (AS) dilaporkan ingin mendapatkan keuntungan dari kebakaran di Los Angeles.
Harga sewa rumah di Negeri Paman Sam langsung meroket. Maya Lieberman, seorang stylist, mengungkap sikap kasar tuan tanah di AS.
“Kami mengajukan (untuk menyewa) sebuah rumah… yang terdaftar dengan harga US$17.000 (Rp 275 juta) per bulan,” kata Lieberman, seperti dikutip AFP, Minggu (12/1).
“Dia (pemilik rumah) bilang kalau tidak bayar 30 ribu dollar AS (Rp 486 juta), dia tidak akan dapat (rumah),” lanjutnya.
Lieberman, 50 tahun, mengaku bingung harus kemana. Ia mengeluhkan harga rumah yang naik gila-gilaan bahkan mendekati dua kali lipat dari harga normal.
Di sisi lain, pengungsi bukan sekadar penata gaya. Ada lebih dari 150 ribu orang yang diperintahkan pemerintah untuk meninggalkan rumahnya.
Arahan ini diterapkan untuk menghindari jatuhnya korban tambahan. Pihak berwenang sejauh ini mencatat 16 kematian dalam kebakaran dahsyat di Los Angeles.
Praktik mencurigakan ini memicu kemarahan Jaksa Agung Kalifornia Rob Bonta. Beliau memperingatkan terhadap mereka yang mencari keuntungan dari penderitaan orang lain.
“Pencungkilan harga (selama kebakaran di Los Angeles) adalah ilegal. Kami tidak akan mentolerirnya! Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda, kami akan menuntut Anda!” ancam Rob Bonta.
Bonta mengatakan, mereka yang terbukti melanggar hukum akan divonis satu tahun penjara.
Dia mencontohkan, ada aturan yang melarang kenaikan harga lebih dari 10 persen ketika keadaan darurat diumumkan. Ketentuan ini berlaku bagi usaha kecil dan korporasi besar.
“Jika algoritma tersebut menyebabkan harga naik lebih dari 10 persen setelah keadaan darurat diumumkan, Anda melanggar hukum,” kata Bonta.
“Kita perlu menemukan cara untuk (dalam keadaan darurat) membentuk harga sesuai dengan hukum. Jika Anda harus menyimpang dari algoritma, menyimpanglah!” dia menyarankan.
Sementara itu, seorang pensiunan bernama Brian mengaku khawatir dengan biaya sewa pasca kebakaran. Dia telah tinggal di sebuah apartemen studio di Pacific Palisades selama dua puluh tahun.
Area yang terbakar, termasuk apartemen tempat Brian menginap, memaksanya mengungsi dan tidur di mobilnya. Meski mengaku yakin harga sewa tidak akan naik.
“Saya kembali ke pasar bersama puluhan ribu orang. Ini bukan pertanda baik,” kata pria berusia 69 tahun itu.
Brian khawatir masa pensiunnya tidak cukup untuk tinggal di kota yang harga sewanya meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang membutuhkan rumah baru karena kebakaran tersebut.
(skt/tsa)