Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengabaikan keberatan para menteri kabinetnya atas kebijakan darurat militer yang diterapkan bulan lalu, kata jaksa.
Dalam dakwaan setebal 83 halaman, yang mendakwa mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, perdana menteri, menteri luar negeri, dan menteri keuangan Korea Selatan saat itu mengajukan keberatan menjelang keputusan Yun.
Pada pertemuan pemerintah bulan Juni, sebelum mengumumkan darurat militer, ia menyatakan keprihatinannya mengenai konsekuensi ekonomi dan diplomatik.
“Perekonomian sedang menghadapi kesulitan besar dan saya khawatir kredibilitas internasional akan menurun,” kata Perdana Menteri saat itu Han Dak-soo kepada Yoon dalam surat dakwaannya pada Minggu (5/1), dikutip AFP. ).
Han menjadi penjabat presiden setelah Yun dicopot dari jabatannya, namun kemudian dimakzulkan oleh anggota parlemen oposisi karena menolak tuntutan untuk mengakhiri proses pemakzulan dan membawa Yun ke pengadilan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul mengatakan darurat militer akan berdampak diplomatis dan menghancurkan pencapaian Korea Selatan selama 70 tahun terakhir.
Sementara itu, Penjabat Presiden Choi Sang-mok yang juga menjabat sebagai menteri keuangan berpendapat keputusan tersebut akan berdampak sangat buruk terhadap perekonomian dan kredibilitas negara.
Meskipun mendapat tentangan dari banyak menterinya, Yun menyatakan bahwa dia tidak akan mundur, mengklaim bahwa oposisi akan menghancurkan negara.
“Ekonomi atau diplomasi tidak akan berhasil,” kata Yun.
Pengacara Yoon, Yoon Kab-kun, menolak tuntutan jaksa. Dia mengatakan, tuduhan itu bukan penghasutan dan tidak sesuai hukum serta tidak ada bukti.
Yoon saat ini sedang diselidiki karena pengkhianatan dan bisa menghadapi penangkapan, penjara atau, dalam kasus terburuk, hukuman mati.
Mahkamah Konstitusi akan memulai sidang pemakzulan Yoon pada 14 Januari. Jika Yong-hyun tidak hadir, persidangan akan dilanjutkan tanpa kehadirannya.
Pengadilan kemungkinan akan memeriksa laporan jaksa mengenai Kim, yang merupakan salah satu orang pertama yang didakwa berdasarkan darurat militer.
Deklarasi darurat militer Yun pada 3 Desember menyebabkan kekacauan politik di Korea Selatan. Sejak itu, Yun bersembunyi di kediamannya dikelilingi ratusan petugas keamanan untuk menghindari upaya penangkapan. (lom/pta)