Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Luar Negeri Israel Didon Sa’ar membenarkan dirinya terpilih meninggalkan Hamas pada Jumat (17/1).
Sementara itu, keputusan ini harus diambil.
Sarah menulis bahwa dia dan Ze’ev Elkin dari Kementerian Keuangan akan memilih gencatan senjata pada rapat kabinet penuh.
Sa’ar mengakui bahwa ada gencatan senjata di salurannya, dan mengatakan “kritik terhadap perjanjian tersebut harus diselesaikan dan tidak dapat disangkal. Kita tidak dapat menyangkal bahwa risiko itu relevan.
Setidaknya dua anggota kabinet Israel mengatakan mereka tidak akan memilih kesepakatan tersebut. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar, Ben Genagir, mengancam akan menarik dukungan partainya terhadap afiliasi pemerintah yang rapuh.
“Tanggung jawab bersama di antara rakyat Israel mengharuskan kita mengambil keputusan sulit ini,” katanya.
Sarah meninggalkan pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa hari mendatang terkait rencana gencatan senjata di Gaza.
“Perjanjian tersebut memungkinkan Israel untuk mengakhiri hubungan positif dengan pemerintah yang akan berakhir di Washington dan memulai pemerintahan yang sukses dengan pemerintah yang akan berada di bawah Presiden Trump,” ujarnya.
Sebelumnya, kabinet keamanan Israel sepakat melakukan gencatan senjata dengan milisi Harfisia.
Laporan ke-11 kabinet keamanan pada Jumat (17/1) menyetujui gencatan senjata dengan Hamas yang diumumkan Qatar pada Rabu (15/1).
Namun hasilnya tetap disetujui oleh seluruh kabinet Israel yang beranggotakan 33 orang.
Namun, 116 orang terluka dan lebih dari 264 orang terluka sejak perjanjian gencatan senjata diumumkan.
Dari korban tewas, 30 orang adalah anak-anak dan 32 orang perempuan.
(CNN/Segar)