Jakarta, CNN Indonesia.
Banjir dan tanah longsor di daerah Sympennon di Sukabumi Regensi di desa Sisaranakan di Jawa Barat pada hari Rabu (12 April) telah menyebabkan kematian sebuah keluarga. Akibatnya, kedua penduduk dinyatakan meninggal, dan dua masih hilang.
Sebuah rumah di mana lima orang tinggal di tanah longsor di desa Logi dimakamkan, empat di antaranya dikumpulkan.
Kepala Distrik Sympenon R.
“Aden terlihat dalam kondisi serius karena dia dihancurkan oleh kabinet, tetapi sayangnya hidupnya tidak diselamatkan dan dia meninggal ketika dia dibawa ke rumah sakit,” kata Antara pada hari Jumat (6/12). ).
Sementara itu, Ade Waheyu ditemukan tewas pada hari Kamis (12 Mei).
Tim SAR bersama, yang mencakup dua korban lainnya, Elma Ayunda dan Siti Hamida, Distrik Sukabumi, BPBD, Relawan, Basnas, TNI, Polry dan masyarakat setempat masih dalam proses pencarian.
Pencarian para korban terganggu oleh cuaca dan hardland iklim, dan tim pencari dipaksa untuk menyadari ketakutan akan tanah longsor lebih lanjut.
Meskipun para korban tidak mungkin aman, mereka yakin bahwa para korban akan aman, bahkan jika tantangan utamanya adalah kondisi medan dan cuaca.
Ade mengatakan bahwa lalu lintas yang padat terganggu karena jalan masuk dari Jalan Raya Baghbagan ke Kiyaradavavar, yang tidak bisa mendapatkan kendaraan karena tanah longsor.
10 jembatan rusak
Wakil BNPB Lukmansia terkenal karena keadaan darurat bahwa sekitar 10 jembatan telah dihancurkan sejauh ini.
“Ini akan digantikan oleh jembatan. Salah satunya adalah jembatan di wilayah Shimpenon Sukabumi. Itu pecah karena banjir yang tiba -tiba,” katanya.
Badan Manajemen Bencana Regional Distrik Sukabumi (BPBD) telah melaporkan dari pengumpulan data sementara, dengan dua hari banjir mendadak, tanah longsor, tanah longsor, ponsel lahan dan kondisi cuaca di distrik Sukabumi di Jawa Barat.
Ratusan nyawa dipengaruhi oleh banjir yang tiba -tiba ini, disertai dengan tanah longsor, yang dinyatakan sebagai penduduk yang tewas dalam tanah longsor di daerah Gegarbitung, yang pencariannya masih berlangsung.
Data ringkasan Sukabumi BPBD menunjukkan bahwa 13 tempat adalah tanah longsor, arus di sembilan, angin kencang di tujuh tempat dan 22 sub-distrik di empat tempat.
Kemudian jumlah penduduk yang terkena dampak dipindahkan oleh kepala 103 keluarga atau 243 orang, 46 keluarga atau 93 orang, kemudian tujuh kepala keluarga atau 19 orang diancam dan satu meninggal.
Selain itu, jumlah rumah yang rusak 40, 36 unit sedikit rusak, tiga kerusakan sedang, satu rusak parah, dan enam fasilitas publik rusak.
(Perintah/dal)