Padang, CNN Indonesia —
Polisi Distrik Sumatra Barat harus menyediakan Polisi Solok Selatan AKP Daang dari Operasi Iscandar untuk Izin Solock Selatan (PTDH).
Ancaman ini terjadi setelah AKP Daang disebut tersangka dalam pembunuhan unit investigasi kriminal polisi Solok Selatan AKP Ulil Riyanto.
“Bahaya terbesar adalah menyingkirkan dugaan pelaku, South Solok, Kepala Operasi Kepolisian Selatan,” kata Kepala Hubungan Masyarakat Hubungan Publik Polisi Barat, Komisaris Polisi DWI Sulistyawan Padang pada konferensi pers kepolisian. Stasiun. Ke.
Dia mengatakan Propam mengklaim bahwa terdakwa telah melanggar beberapa artikel, termasuk hal 1 2003 tentang diskualifikasi spesies polisi dan aturan etika profesional polisi.
Pada saat yang sama, Komisaris Polisi Andry Kurniawan, Komisaris Polisi Polisi Pantai Barat, mengatakan bahwa tersangka sekarang telah ditangkap dan didakwa dengan beberapa artikel.
“Kejahatan ini dicurigai sebagai pelaku yang merupakan manajer operasi Polisi Solok Selatan. Dengan demikian, berdasarkan bukti, kami telah ditangkap oleh KUHP 340 dan Lampiran 338 dan suplemen lainnya.
Sebelumnya, Pol Polyaryono, seorang petugas polisi di wilayah Sumatra Barat, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa proses etika yang mengarah pada penahanan PTDH akan memakan waktu seminggu.
“Memang benar bahwa pekerjaan itu akan intens, minggu ini kami memiliki prosedur PTDH, setidaknya 7 hari ke depan,” Suharyono, kepala inspektur polisi Sumatra Barat, mengatakan kepada jurnalis pada hari Jumat (22.11.).
Suharyono menjelaskan bahwa dia telah melaporkan penembakan itu kepada Kepala Polisi Nasional. Dia juga menekankan bahwa dia tidak boleh mencoba mencegah hukum dan untuk mencegah keadilan.
AKP Daang Iskandar (DI), komandan Departemen Operasi Polisi Solok Selatan, disebut kecurigaan penembakan Ulil Ryanto Anshar, kepala Departemen Penelitian Kriminal AKP.
Menurut fun-eastern.com, Dadang masih mengenakan pakaian penjara setelah dia dipanggil tersangka pada hari Jumat (22.11).
Menurut Andry Kurniawan, direktur investigasi kriminal, timnya telah melakukan investigasi dan pengelolaan TKP, serta mendengarkan beberapa saksi dan mengumpulkan bukti.
“Kami juga telah menerima hasil otopsi, itulah sebabnya kami menyebut kejahatan ini yang dicurigai dari seseorang yang saat ini bekerja sebagai manajer operasi Polisi Solok Selatan,” katanya pada konferensi pers.
Sementara itu, manajer hubungan masyarakat dari polisi distrik Sumatra Barat, Komisaris DWI Sulistyawan, mengatakan bahwa penyelidikan prosedur akan dilakukan segera setelah persidangan. DI terancam dengan hukuman setinggi mungkin untuk pengiriman ilegal.
DWI juga membantah bahwa DI secara mental sakit.
“Sejauh ini, tidak ada seorang pun dari penyerang yang menderita gangguan mental. Faktanya, kesehatan para penjahat masih baik dan sehat,” katanya.
Kepala Polisi AKP Selatan Ulil Riyanto Anshari meninggal pada hari Jumat (22.11), Daang Iskandar, seorang manajer operasi AKP di Kantor Polisi Solok Selatan.
Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, tetapi akhirnya meninggal. Tubuh almarhum dikirim untuk pemakaman Makassar.
Saat ini diketahui bahwa Daang melarikan diri pada 00.43 WIB setelah bekerja. Tetapi di pagi hari pukul 03:30 dia menyerah. (NED/anak)