
Jakarta, CNN Indonesia –
Pendeta yang melahirkan korban yang jasadnya ditemukan di dalam koper di Ngawi, Jawa Timur, meminta aparat penegak hukum mengambil tindakan.
“Kami meminta bantuan dan ini mendesak untuk mengambil keputusan dan membawanya ke pengadilan,” kata Multalim. Menurut Antara.
NUR mengaku sangat sedih menjadi anak yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Ia bahkan tidak tahu apakah anaknya mempunyai musuh atau tidak.
“Entahlah (apa aku punya musuh atau tidak). Yang jelas kalau aku pulang ya bu”.
Jenazah tiba pada upacara pemakaman di Desa Sidodar Kecamatan BIDITAR Kabupaten BLITAR pada Jumat malam setelah dibawa dari Ngawi dan dimasukkan ke dalam peti mati serta dikuburkan pada saat pemakaman.
“Kami mendengar kabar bahwa kami akan pergi ke pemakaman, kami segera pergi ke pemakaman, kami pergi ke pemakaman, kami pergi ke kuburan, kami pergi ke pemakaman, kami berdoa, kami berdoa, lalu kami berdoa dan dikuburkan.”
Ia menambahkan, banyak warga yang membawa korban ke tempat peristirahatan terakhirnya. Jenazah dibawa dengan mobil ke tempat pemakaman.
“Jenazah dibawa ambulans dan dimasukkan ke dalam peti mati. Jadi kita belum tahu isinya apa. Informasinya, doakan saja,” ujarnya.
Kasus pemenggalan kepala bermula dari seorang perempuan tanpa kepala di dalam koper, Kamis (23/1) di Desa Dapapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.
Diperbaiki ketika ditemukan. Jenazahnya dimasukkan ke dalam koper berwarna merah yang ditutup dan dibungkus seperti bungkusan.
Saat ditemukan, jenazahnya belum utuh. Polisi juga sedang melakukan otopsi terhadap jenazah korban. Berdasarkan hasil penelusuran Austpesi, penyebab meninggalnya korban adalah sesak napas atau sesak napas akibat tenggelam.
Kapolsek Gahumi Akp Punjaga juga mengumumkan, korban merupakan warga Kecamatan Bence di Kabupaten Blitar. (RZR/VS)