Jakarta, CNN Indonesia –
Koleksi Koleksi Koleksi (KPK) Koleksi yang terkait dengan penyelidikan bisnis untuk membangun dan menawarkan formulir untuk rumah anggota ke DPR (RJA) dengan anggaran lebih dari IDR 120. Miliar.
Ejekan diambil ketika penyelidik bertanya kepada kepala Majelis Nasional 2019-2022 di DPR Ri Hiphi Hidupati dan Purwadi sebagai pekerja swasta, pada hari Senin (6/1).
“Penyelidik dalam Investigasi terkait dengan toko dan layanan di anggota DPR, Tessa Tessa Mahardhika Sugiarto dari KPK, dalam dokumen yang ditulis, Selasa (7/1).
Komisi Pengumpulan mulai menyelidiki bukti untuk menyelesaikan beberapa terdakwa (KPK). Sementara itu, salah satu pertanyaan Sekretaris Sekretaris DPR Indra Iskandar.
Menurut fun-eastern.com di fun-eastern.com di halaman DPR LPSE, pada tahun 2020 untuk Sekretaris Jenderal DPR (Setjen), ada sekitar empat pembeli DPR RJA Full.
Ini adalah pembelian fasilitas RJA Ulujami DPR untuk HPSR 10 miliar; Pembelian rumah RJA lengkap untuk CALIT DPR Blocks A dan B dengan HPS RP. Beli Alat RJA untuk Calibat DPR Block C dan D dengan HPS RP. dan membeli perangkat RJA lengkap untuk CALIT DPR Blocks E dan F dengan HPS RP. Semua penghargaan bukan stok.
Dalam hal ini, Komisaris Korupsi berhenti (KPK) untuk menghindari keluar selama enam bulan sejak Juli 2024. Tidak ada lebih banyak informasi tentang perlindungan telah diperluas ketika bepergian ke luar negeri.
Indra Iskandar Indra Iskandar; Hyphi Liveati; Presiden Dynakian Dynakic Tanta Nugroho yang dinamis; Pt DwitUNGGAL BANGUN PERSIDA Juanda Hasucuguda Sidabelar.
Kemudian direktur produksi PT Avantgarde Roni; CEO PT Integra Indocabinet Andre Catur Prasya; dan Edwin Budiman (pribadi).
Mereka tidak dicatat karena kerugian finansial publik belum selesai.
(Ryn / tsa)