
Jakarta, CNN Indonesia –
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta no.
Kun mengawali pemaparannya dengan melihat tiga sumber utama banjir di Jakarta. Pertama, ada banjir, banjir akibat curah hujan, dan banjir bogor.
Baginya, setiap tiga masalah ada solusinya. Untuk mengatasi permasalahan banjir pelayaran, Kun mengaku akan aktif berkoordinasi dengan pemerintah sekitar Jakarta untuk mengatasi banjir tersebut.
Koordinasi dan komunikasi aktif dengan Pemprov daerah sebelumnya, seperti Pemprov Bogor, mengatur drainase air. Dan tata guna lahan kita perbaiki, kata sang ayah.
Sementara untuk mengatasi banjir akibat curah hujan tinggi di Jakarta, akan dilakukan sistem pengendalian air terpadu untuk normalisasi badan air.
“Dan kami membangun kolam pipi monyet dan membuat konsep sistem beton berpori. Trotoar yang mengandung pori-pori mampu menyerap 600 liter per meter persegi per menit,” ujarnya.
Selain itu, Kun memiliki program yang menggunakan gudang kecerdasan buatan (AI) di Jakarta untuk menentukan posisi terbaik untuk mencegah terjadinya aksi dorong.
“Kalau ada tank dan kanal kita bisa dapat poin,” ujarnya.
Sedangkan letnan gubernur tidak. 3, Ran Karno, sapaan akrab Si Doel, mengaku akan fokus pada APBD DKI Jakarta 2025 untuk mengatasi permasalahan banjir di ibu kota.
Banjir jelas akan menjadi salah satu prioritas APBD DKI 2025, kata Rano, dalam diskusi menanggapi Kun Wardhana.
Rano mengaku mengamini permasalahan banjir saat ini ada tiga.
Pertama, banjir yang melanda wilayah Jakarta Utara. Kedua, banjir banjir. Ketiga, transportasi banjir dari lingkungan sekitar khususnya Bogor. Oleh karena itu, ada beragam solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Menurut dia, banjir harus diatasi dengan pembuatan tangki. Banjir harus diatasi dengan drainase dan infiltrasi ke lingkungan. Selain itu, Rano juga akan segera menggalakkan normalisasi sungai di Jakarta.
Pertama, banjir pelayaran, sehingga perlu dibangun waduk. Kemudian sungai segera kita normalisasi. Dan sumur resapan kita perbanyak, ujarnya.
“Banjir banjir dua saluran. Sekarang tentara oranye di sini akan siap. Kami akan membangun perangkat utilitas terintegrasi untuk mencegah kabel menumpuk di saluran pembuangan,” tambah banjir dari Rano.juji Rk-Sysswon.
Di sisi lain, Suswon, Wakil Gubernur Wakil Gubernur I Jakarta DKI, punya cara mengatasi persoalan air pasang di Jakarta. Suswon berjanji akan membangun bendungan dan waduk baru untuk mengatasi kondisi banjir.
“Ini cukup signifikan untuk menghentikan laju air tidak langsung Jakarta,” kata Suswon.
Sementara di sisi tengah, Suswon berjanji akan membuat sumur resapan dan biopor. Air tanah itu mungkin meningkat di Jakarta.
“Terakhir tentu saja hilir tanggul laut raksasa. Saya kira itu solusi yang sebenarnya paketnya, Insya Allah Jakarta bebas banjir,” ujarnya.
Suswon juga menyatakan, pada tahun 2024 data BPBD banjir di Jakarta mencapai Rp 2,1 triliun.
“Salah satunya membutuhkan dan memungkinkan dana APBD dari Jakarta,” ujarnya.
(RZR/THR/DAR)