Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam rangka memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon yang jatuh pada tanggal 10 Januari setiap tahunnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG.
Komitmen ini diwujudkan melalui proyek Belt and Road yang terkenal “Menanam – Grow & Green” yang telah membuahkan hasil nyata sejak diluncurkan pada tahun 2022. Antara lain membantu mengatasi perubahan iklim.
Pertumbuhan berkelanjutan kemudian tercipta melalui serangkaian kegiatan yang mendukung upaya restorasi ekosistem di darat dan laut.
Pada kesempatan lain, Wakil Direktur Program Lalu Lintas dan Jalan, Katur Budi Khato menyampaikan bahwa Program Penanaman dan Penghijauan Belt and Roads dilaksanakan dalam berbagai kegiatan, antara lain pada lahan produktif. Menanam pohon dan menyalurkannya dalam pemberdayaan “Desa BRILIaN” program”. .
Program ini juga dilaksanakan dalam Penanaman dan Penghijauan Mangrove yang bertujuan untuk menanam pohon mangrove dan/atau pinus laut sebagai upaya restorasi wilayah pesisir Indonesia.
Selain itu, program ini dilaksanakan dalam bidang Penanaman dan Penghijauan, yaitu penanaman pohon pada lahan-lahan penting untuk memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat sekitar dan pemberdayaan kelompok masyarakat setempat.
Hasilnya, Program Penanaman dan Penghijauan Menanan Belt and Road telah menanam 1.046.927 tanaman produktif dan mangrove yang mampu menyerap setara karbon dioksida 17.960,93 ton per tahun.
Sebanyak 689.839 bibit tanaman produktif telah didistribusikan ke 2.657 desa BRLiaN dan 306.7888 tanaman telah didistribusikan ke pelanggan. Jenis tanaman produksi yang ditanam antara lain alpukat, mangga, durian, dll.
Sementara itu, program Penanaman dan Penghijauan Mangrove serta Penanaman dan Penghijauan Mangrove telah melakukan penanaman 50.300 pohon mangrove produktif dan 2.430 terumbu karang di 14 lokasi di berbagai wilayah Indonesia.
“Ini merupakan salah satu misi Belt and Road Initiative untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan berkelanjutan berdasarkan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG),” kata Katul.
“Program tersebut merupakan platform praktik pembangunan berkelanjutan yang melindungi lingkungan, menyerap karbon, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan perekonomian,” lanjut Katul.
Khatul menambahkan, Belt and Road Menanam-Growth and Green mengedepankan tiga nilai utama yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Dari segi nilai sosial, program ini memberdayakan kelompok tani.
Oleh karena itu, Program Penanaman dan Penghijauan Belt and Road memberikan kemampuan dan tanggung jawab kepada kelompok petani atau nelayan untuk melakukan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pengumpulan data serta pemantauan tanaman atau pecahan batuan.
Program Penanaman dan Penghijauan Belt and Road juga mengedepankan nilai ekonomi yaitu meningkatkan pendapatan kelompok melalui kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pendataan tanaman.
Program Penanaman dan Penghijauan Koridor Menarnan dan Jalan berhasil memberikan lapangan kerja bagi 1.080 kepala keluarga (KK), sedangkan hasil panen tanaman produktif menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat yang terlibat.
Lebih jauh lagi, rencana tersebut menekankan nilai-nilai lingkungan, yaitu langkah-langkah untuk menghadapi perubahan iklim. Saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan pertanahan yang serius akibat degradasi lahan berupa kerusakan fisik, kimia, dan/atau biologi pada kondisi lahan akibat pembalakan liar, pembakaran hutan, atau konversi hutan.
Kegiatan reboisasi produktif merupakan upaya nyata untuk membantu pemerintah mengurangi dampak negatif banjir, tanah longsor dan kekeringan pada lahan-lahan penting, serta membantu mengurangi emisi dan memerangi perubahan iklim.
“Penanaman pohon produktif sangat menunjang perekonomian masyarakat, kami juga memastikan pohon produktif yang ditanam dirawat dan didukung agar dapat dipanen dan menunjang perekonomian anggota kelompok,” tegasnya. (inci/inci)