Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia siap untuk mengambil alih pemerintah dan memimpin Jalur Gaza setelah kesepakatan tercapai pada hari Minggu (19 September) untuk mengakhiri kebakaran antara Israel dan Hamas.
Ini adalah pernyataan pertama Abbas sejak Israel dan Hamas setuju untuk menerapkan gencatan senjata di Gaza setelah Tel Aviv memulai agresi brutal terhadap wilayah Oktober 2023.
“Pemerintah Palestina, di bawah kepemimpinan Presiden Abbas, telah menyelesaikan semua persiapan untuk mengambil tanggung jawab penuh di Gaza,” kata sebuah pernyataan resmi dari Kantor Presiden pada hari Jumat (17.1).
Dalam laporan Al Jazeera, penyerapan pengungsi, penyediaan kebutuhan dasar, regulasi titik -titik perbatasan dan pemulihan daerah yang terkena dampak.
Selain itu, berdasarkan pernyataan oleh Kantor Presiden, yang diterbitkan oleh kantor berita Palestina WAFA, Palestina menekankan seruan untuk penarikan penuh unit militer Israel dari Jalur Gaza. Ini adalah langkah dari gencatan senjata yang disepakati.
Saat ini, penghentian kebakaran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah secara resmi berlaku sejak Minggu (19/1) di pagi hari setempat setelah ditunda tiga jam.
Awalnya, Perjanjian Pengakhiran Kebakaran diterapkan pada 08:15 waktu setempat. Namun, selama penundaan tiga jam, Israel terus melakukan serangan udara di Jalur Gaza.
Pengakhiran api ini juga mengakhiri serangan brutal oleh Israel, yang terus berlanjut sejak Oktober 2023. Hamas juga menyerahkan tiga warga negara Israel yang disandera ke Palang Merah Internasional.
Setelah pembebasan sandera dari Hamas Israel, ia juga membebaskan 90 warga Palestina, yang merupakan tahanannya sebagai bagian dari perjanjian pemutusan kebakaran.
(IV/RDS)