Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah Meksiko menolak izin pendaratan militer AS pada hari Kamis (23/1) mengekspresikan sekelompok imigran yang dikeluarkan dari AS.
Pesawat militer dimaksudkan untuk mengusir Guatemala dan membawa sekitar 80 kelompok imigran.
Seorang perwira Gedung Putih mengklaim bahwa penolakan atas izin pendaratan hanyalah masalah administrasi.
“Masalah penerbangan adalah masalah administrasi dan telah diperbaiki dengan cepat,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip oleh NBC News.
Kedutaan Besar Meksiko tidak memberikan konfirmasi atau penjelasan tentang penolakan izin pendaratan.
Saat ini, hubungan AS-Meksiko menjadi lebih panas setelah Donald Trump ditunjuk sebagai presiden dan menerapkan beberapa kebijakan anti-inflasi.
Kurang dari seminggu setelah dia ditunjuk, Trump bahkan mulai bekerja untuk mengumpulkan ratusan imigran, beberapa di antaranya digulingkan pada hari Kamis (23/1).
“Administrasi Trump pada hari Kamis menahan 538 imigran ilegal,” kata Sekretaris Gedung Putih Karolina Leavitt di Platform X.
Dia juga mengatakan ratusan imigran telah dideportasi dengan pesawat militer.
“Operasi pengusiran terbesar dalam sejarah sedang berlangsung,” kata Leavitt, seperti dikutip oleh Channel NewsAsia.
Trump juga telah menandatangani beberapa instruksi eksekutif untuk mengekang imigran ilegal di AS, termasuk memperluas hukuman mati untuk penjahat dan imigran, mengirim imigran ilegal dan menangguhkan pelamar suaka.
Kebijakan anti-imigran dijanjikan selama kampanye Trump.
(MAB/VWS)