Jakarta, CNN Indonesia –
Universitas Andalas (Unand) di Vestsumatra (Sumbar) masih mengkaji kemungkinan keterlibatan perguruan tinggi negeri tersebut dalam pengelolaan pertambangan di Indonesia.
“Jika perguruan tinggi mempunyai peluang untuk menguasai tambang tersebut, maka Unand akan menilai terlebih dahulu rekam jejak yang kita miliki,” kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Sabtu (15/15).
Sebab, kata EFA, pengelolaan konsesi pertambangan yang masuk dalam kajian Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) memerlukan kesiapsiagaan darurat dan keterampilan dari segala aspek. Apalagi, perguruan tinggi termasuk Unanders selama ini hanya fokus pada pendidikan dan penelitian nasional atau belum pernah terjun di bidang pertambangan.
“Tentu saja kita perlu memahami seluruh aspek pengelolaan lingkungan, sumber daya manusia, dan lain-lain,” kata mantan penasihat Bank Dunia itu.
Tak hanya itu, EFA juga tengah mempertimbangkan apakah akan benar-benar terlibat dalam pertambangan di Indonesia. Pasalnya, kampus tertua di luar Pulau Jawa ini khawatir langkah tersebut akan membuka peluang konflik kepentingan.
“Konflik kepentingan ini harus dihindari ketika kita masuk ke sana dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,” tegasnya.
Rektor sekaligus ekonom Unand ini mengatakan, jika kampus yang dipimpinnya bergerak di bidang pertambangan, kemungkinan besar akan lebih fokus pada penyediaan keahlian atau pengetahuan tenaga peneliti, konsultan, dan guru.
“Oleh karena itu, tidak boleh ada konflik kepentingan dalam kampus yang mengelola tambang dan memastikan universitas tetap berada di jalur utama, yaitu pendidikan,” tambah EFA.
Pisahkan Wakil Presiden Komisi
Hadrian Irfani mencontohkan penyalahgunaan tersebut bisa berupa hasil penambangan di perguruan tinggi untuk keperluan bisnis.
(Antara/Anak/Bac)