Jakarta, CNN Indonesia –
Beberapa waktu yang lalu, media sosial yang ramai berbicara tentang kehadiran Prabowo Subanto Indonesia ketika berbicara di KTT delapan (D-8) di Mesir, Kairo.
Dalam satu film ringan, terlihat bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan muncul atau berjalan ketika Prabowo memberikan kuliah tentang D-8 pada hari Kamis (12/19).
Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh Sekretariat Presiden, ditemukan bahwa banyak perwakilan dari Presiden Indonesia yang bermaksud meninggalkan ruangan.
Salah satu masalah yang terlihat dalam video ini adalah Erdogan, yang terlihat di belakang kursi Prabowo seolah keluar dari ruangan. Bahkan ketika presiden Indonesia berbicara, ia memiliki kesempatan untuk bergegas ke kursi Praboo.
Momen itu terdaftar ketika Prabowo berbicara dan mengutuk pelanggaran hukum internasional Israel.
“Sekali lagi, hari ini, hari ini melanggar hukum internasional, kami menilai kekejaman, tetapi saya ingin mengatakan bahwa kita harus dapat melihat situasi dalam situasi nyata,” kata Parabovo.
Kemudian dia berkata, “Kami selalu berkata, kami mendukung Palestina, tetapi … tetapi jika kami lemah, bagaimana kami dapat mendukung Palestina?”
Kemudian Prabowo mendesak negara D-8 untuk fokus pada kerja sama antara ekonomi air. Dia mengatakan potensi penangkapan ikan di dunia telah mencapai $ 600 miliar.
Jika negara-negara D-8 bekerja sama untuk menggunakan lautan saat ini, ia percaya bahwa blok ekonomi ini bisa menjadi yang terkuat di dunia.
Video itu adalah virus di media sosial, seperti X. Together for Citizens ‘Uplifting, video tersebut adalah 27.000 akun favorit dengan tweet 5.300 kali. Beban ini juga menerima 700 komentar dari warga.
Kementerian Luar Negeri menjelaskan situasi selama pidato Parabovo di KTT D8.
Kementerian Luar Negeri Indonesia Roliana, Roy Salamirat, juru bicara itu mengatakan: “Menurut tugas yang berlaku untuk Majelis Internasional, setiap delegasi memiliki hak untuk memutuskan bahwa ketua berada di kursi dewan atau meninggalkan ruangan.”
“Adalah umum bagi pemerintah untuk mengadakan banyak pertemuan paralel di pertemuan internasional, termasuk yang lain untuk mengadakan janji temu bilateral dengan perwakilan lain dari kamar lain,” kata Roy dalam sebuah pernyataan tertulis (12/22) pada hari Minggu.
“Jadi sifat ruang konferensi adalah hal biasa untuk pertemuan internasional (termasuk Asosiasi PBB),” katanya.
Selain itu, Zen mengatakan bahwa delegasi Indonesia tidak dapat mengomentari rencana CEO negara lain bahwa mereka mungkin tidak dapat berpartisipasi dalam pidato Prabo.
Dia juga mengatakan bahwa Prabowo mengadakan pertemuan singkat dengan semua pemimpin dewan sebelum dan sesudah KTT, termasuk Erdogan.
“Terutama dengan Presiden Türkiye, dua pemimpin mengadakan pertemuan yang sangat ramah, termasuk duduk di satu acara makan siang setelah menyelesaikan KTT,” kata Roy. (Tim)