Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah secara resmi mengeluarkan studi pembelajaran selama Ramadhan pada 1446 Hijrian / 2025, di mana siswa di masa lalu Bulan Suci akan melakukan kegiatan pembelajaran di lingkungan rumah.
Ini diatur dalam lingkaran sirkular umum (SEB) yang telah menandatangani tiga menteri, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmin) Abdul Muti, Menteri Agama Nasarudd Umar dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
“Kami menandatangani kami bertiga di sore hari,” Menteri Pendidikan mengatakan kepada Pusat kepada wartawan di lingkungan kantornya di Jakarta pada hari Selasa (1/21).
Surat edaran ditandatangani pada 20 Januari 2025. Dia dikirim ke bos regional, kepala pendidikan dan peraturan provinsi / kantor kota, kepala Kementerian Agama Provinsi dan Kepala Kementerian Kabupaten / Kota.
Surat edaran diatur dari 27 Februari hingga 5 Maret 2025. Para siswa akan melakukan kegiatan di lingkungan rumah, yang dikenal dan tidak pergi ke sekolah Ramadhan School.
“27 dan 28 dan 3 dan 3, 4, dan 5 Maret 2025. Kegiatan belajar dilakukan secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat -tempat untuk ibadah dan komunitas sesuai dengan tugas sekolah / madrasah / unit pendidikan agama”, “SCB mengutip .
Para siswa kemudian kembali untuk berpartisipasi dalam pengajaran Ramadhan di sekolah dari 6 Maret hingga 25 Maret 2025.
“Dari 6 Maret hingga 25 Maret 2025, kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah / madrasas / unit pendidikan agama. Selain kegiatan belajar, diharapkan selama bulan Ramadhan, mereka akan melakukan kegiatan yang berguna untuk meningkatkan keyakinan dan kesalehan , karakter mulia.
Kemudian 26.27, dan 28 Maret dan 2.3.4.7, dan 8 April 2025, adalah liburan dengan sekolah -sekolah untuk sekolah / madrasas / unit pendidikan agama.
“Kegiatan belajar di sekolah / madrasas / unit pendidikan agama akan diadakan lagi pada 9 April 2025,” ia mengutip Circular.
Pengajaran Materi Selama Ramadhan
Di lingkaran, mereka juga mengatur materi pengajaran selama Ramadhan untuk siswa Muslim dan non -Muslim di sekolah.
“Untuk siswa Muslim, disarankan untuk melakukan kegiatan Alquran, sekolah internal Islam, studi Islam dan kegiatan lain yang meningkatkan iman, kesalehan dan karakter mulia,” kata Eddar.
Sementara itu, bagi siswa yang beragama selain Islam, disarankan untuk melakukan kegiatan kepemimpinan spiritual dan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka.
(Yoa / pacar)