Jakarta, CNN Indonesia –
Banyak media asing mendesak sikap Indonesia, yang menolak proposal Presiden AS Donald Trump, yang telah memindahkan sebagian dari dua juta gas Palestina.
Media South -kithan Morning Post (SCMP) di Hong Kong menerbitkan sebuah artikel pada hari Jumat (1/24), “Transfer AS ke Palestina.”
Pada paragraf pertama, mereka menulis bahwa pemerintah Indonesia tidak menerima informasi dan menolak rencana tersebut.
Pemerintah Indonesia tidak pernah menerima informasi tentang relokasi beberapa dari 2 juta penduduk gas di Indonesia sebagai bagian dari upaya restorasi setelah kementerian luar negeri yang diterbitkan dalam laporan SCMP.
Kementerian Luar Negeri telah bersikeras bahwa upaya untuk mengurangi gas akan mendukung pendudukan ilegal wilayah Palestina Israel, dan hanya strategi besar yang bertujuan melecehkan Palestina dari Gaza.
Media Israel, Soritz, juga merilis pernyataan serupa.
Pada hari Senin (1/20), Harrett mengeluarkan pernyataan yang berjudul “Jagart” tanpa mengetahui program khusus Duta Besar Trump untuk memindahkan gas ke Indonesia.
Media dikelola oleh Inggris, tetapi Timur Tengah, Timur Tengah (memo), fokus pada Timur Tengah, dan dengan keras menyatakan laporan tentang proyek proyek Trump.
“Tim Trump menceritakan tentang Kasanov sementara Trump pada hari Senin ke Indonesia.
Pekan lalu, Trump berencana untuk memindahkan beberapa gas Palestina 2 juta di Indonesia.
Perwakilan Trump mengatakan proyek itu adalah bagian dari rehabilitasi Gaza setelah pendudukan Israel.
Namun, proyek ini masih belum jelas, bahkan termasuk kesiapan gas dan negara yang menerimanya.
“Misalnya, Indonesia adalah salah satu tempat yang dibahas,” NBC mengutip pejabat Trump.
Karya Gaza telah dihancurkan dari pendudukan Israel sejak Oktober 2023. Selama operasi, mereka menyerang penduduk dan penduduk, fasilitas medis, ibadah dan sekolah.
Proposal Trump tentang rekonstruksi gas telah menyebabkan kritik. Negara -negara daerah terus menentang pengungsi Palestina dan khawatir bahwa krisis pengungsi baru akan menyebabkan krisis.
Selain itu, banyak warga Palestina khawatir bahwa mereka telah dilarang kembali ke gas ketika mereka meninggalkan daerah itu. (Yesus/Tank)