Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menjadi peringatan di banyak bidang yang mewujudkan potensi hujan lebat, yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologis dari akhir Januari awal Februari. Periksa Prakiraan.
Dalam ekspresi resminya, BMKG mengungkapkan bahwa beberapa faktor berdampak. Ini termasuk peningkatan kelembaban udara Indonesia karena peningkatan yang ketat dalam Monsoia dan kategori Asia yang signifikan.
Fenomena Nina, bahkan situasi terbaik telah lemah, juga membantu meningkatkan presipitasi, terutama di daerah tropis. Selain itu, fenomena osilasi Madden-Julian, yang aktif di Indonesia barat, bersama dengan wol portal lainnya, yang mempromosikan penciptaan awan yang bertobat seperti Rossby Equator dan Kelvina, potensi hujan lebat.
Kemudian, Selat Karimata, Halmahara Orea, Laut Arafurus, ditemukan di banyak tempat seperti halmahara bijih.
“Kombinasi fenomena atmosfer meningkatkan risiko bencana hidrometeorologis, seperti banjir, pendaratan, dan angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang,” kata BMKG dalam ekspresi resminya.
“Dipercayai bahwa tiket pada awal Januari seharusnya mengatasi puncak Indonesia di musim hujan. Oleh karena itu, mereka didorong untuk membesarkan orang dari situs bencana.”
According to BMKG, the increase in cold air phenomena, convergence and wind, such as rain activity, is Aceh, North Sumatra, Lampung, DKI Jakarta, Western Java, East Java, Bali, Bali, West Nus Tenggara, Tenggara, East Nus Tenggara , Kalimmantan Sulawesi, Maluka dan Papua.
Fenomena ini menegaskan kembali pentingnya kesadaran akan kondisi cuaca ekstrem di berbagai daerah di Indonesia.
BMKG bertahan cuaca pada 31 Januari, 3 Februari 2025, biasanya hujan ringan. Sementara itu, intensitas hujan menengah, petir / kilat dan angin kencang dapat terjadi di area ini:
Diskusi Tengah Hujan: Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulaqarta Utara, NTB, NTT, Kalimentan Barat, Papua Barat Daya Utara, Papua Papua Barat dan Papua Selatan.
Hard Rain sangat lebat: Jawa Tengah, Jawa Timur Tengah dan Kalimanta
Angin kencang: Jawa Timur, NTT, Maluku, Papua Selatan dan Papua Barat
(DMI / DMI)