Jakarta, CNN Indonesia –
Wakil Pembicara Indonesia, Sufmi Dasco Ahmed, mengkonfirmasi bahwa Pajak Multythoff (PPN) tahun 2021 akan dipisahkan pada tiga tarif.
Pertama, tingkat 12 persen untuk produk mewah. Dasco menekankan bahwa tidak semua produk dan layanan jatuh ke PPN dengan tingkat baru ini.
Kedua, PPN tetap pada tingkat 11 persen menurut ketentuan tahun ini. Yang ketiga adalah diskon pajak untuk beberapa produk dan layanan.
“Makanan, lalu UMKM, transportasi, pendidikan dan kesehatan, layanan keuangan dan asuransi, listrik dan air murni dikendalikan (di bawah) 6.600 (Volt Ampere /VA) /12).
“Oleh karena itu, mereka yang menjadi korban produk mewah PPN (12 persen) masih 11 persen, dan kami tidak tunduk pada PPN,” kata Dusco.
Aplikasi Multi -Artif PPN diterima setelah Presiden Parlemen Indonesia Prabovo Subminato bertemu di Istana Negara pada hari Kamis (1/12). Kemudian, Dasco hari ini membahas tiga wakil menteri keuangan, Subhasil Nazara, Thomas Gwando dan Anongo Abmanu.
Dosko berharap bahwa hasil perdebatan akan diputuskan bahwa pemerintah akan segera dibebaskan. Namun, dia mengatakan bahwa tidak akan diketahui ketika Presiden Valvovo dan peringkat secara resmi diumumkan.
“Kami akan melihatnya setelah 1 Januari 2025. Saya tidak tahu kapan itu diumumkan, tetapi berlaku untuk tahun 2025. Ini adalah kebijakan resmi, waktu dinyatakan,” kata Dusco.
“Ada pendapat umum (DPR RI dan Vialovo). Ketika kita mengusulkan, terlihat bahwa presiden memiliki ide yang sama. Inilah sebabnya kita dapat berkoordinasi (dengan Kementerian Keuangan),” katanya.
Di Indonesia, PPN saat ini hanya satu tarif, yaitu 5 persen. 2021 No. Hukum Pada nomor, aturan pajak akan ditingkatkan (HPP), PPN akan ditingkatkan menjadi 12 persen dibandingkan tahun depan.
Paragraf artikel hukum HPP menyatakan bahwa PPN adalah 11 persen pada 1 April 2022, yang telah meningkat sebesar 10 persen sebelumnya. Ini meningkat dari 1 Januari, 2025 menjadi 12 persen.
(MAB/SKT)